Macron menang mudah di Pemilu Presiden Prancis



PARIS. Emmanuel Macron sah menjadi Presiden Prancis terpilih. Dengan 45 juta dari 47 juta pemilih Prancis yang memberikan suara pada pemilu Minggu waktu setempat (7/5), Kementerian Dalam Negeri Prancis mengumumkan, kemenangan Macron didukung 65,52% suara.  

Sekitar 12% suara diperkirakan kosong atau bocor menurut data kementerian. Sedangkan 24,8% lainnya tidak memberikan suara. Dari jadwal sementara, Macron akan dilantik pada 14 Mei mendatang.

Politisi tengah-independen Macron yang baru berusia 39 tahun, dengan mudah meninggalkan pesaingnya, Marine Le Pen, dari partai nasionalis kanan. Dia akan menjadi presiden termuda Prancis dalam sejarah 59 tahun terakhir. 


Kemenangan Macron diyakini menjadi kelegaan bagi Uni Eropa. Macron yang pernah menjadi bankir investasi ini, dikenal sebagai pro-bisnis integrasi Uni Eropa. Sedangkan Le Pen ingin membawa Prancis keluar UE, seperti halnya Inggris. 

"Ini merupakan kehormatan besar, sekaligus tanggung jawab besar," kata Macron, di hadapan para pendukungnya yang mengayun-ayunkan bendera, di plasa Louver, dikutip NYTimes

Dalam pidato kemenangannya, Macron berjanji akan mendengarkan pihak bersebrangan. "Saya tahu ada kemarahan, kegelisahan, dan keraguan. Saya akan mendengarkan mereka. Saya akan bekerja untuk untuk menciptakan hubungan atanra Uni Eropa dan warga negaranya," kata dia, dikutip Reuters

Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, kemenangan Macron mengonfirmasi bahwa warga Prancis masih ingin terikat dengan Uni Eropa. 

Macron juga menelpon Kanselir Jerman Angela Merkel, berharap bisa memperbaiki hubungan Prancis-Jerman sebagai jantung Uni Eropa. Dia bilang, akan segera berkunjung ke Jerman.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump lewat akun Twitternya mengucapkan selamat pada Macron atas kemenangan besarnya. Dia bilang, berharap segera bisa bekerja sama dengan Macron. 

Editor: Sanny Cicilia