Macron Mencoba Memikat Xi Jinping dengan Daging Domba dan Keju



KONTAN.CO.ID - TARBES. Pada Selasa (7/5/2024), Presiden China Xi Jinping meninggalkan Prancis setelah melakukan perjalanan dua hari di mana ia tidak menawarkan konsesi besar mengenai perdagangan atau kebijakan luar negeri. 

Padahal, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Xi mengenai akses pasar dan Ukraina.

Seperti yang diberitakan Reuters, Macron dan istrinya Brigitte melambaikan tangan kepada Xi dan istrinya Peng Liyuan di bandara di wilayah Pyrenees barat daya Prancis. 


Sebelumnya, Macron mengajak mereka makan siang di pegunungan setelah seharian melakukan pembicaraan dan kemegahan kenegaraan di Paris pada hari Senin.

Sebuah sumber yang dekat dengan kepresidenan Prancis mengatakan bahwa perjalanan tersebut memungkinkan terjadinya pembicaraan yang bersahabat dan sangat jujur yang memungkinkan Macron menyampaikan pesan mengenai Ukraina. Dijelaskan pula oleh sumber, hal itu memungkinkan terjadinya pembicaraan yang lebih terbuka di masa depan.

Macron memiliki sejarah mencoba membangun hubungan pribadi di luar protocol. Namun upayanya tidak selalu berhasil di mana hasilnya tidak lebih bagus dari para pemimpin lainnya.

Setelah menyaksikan para penari tradisional tampil di bawah puncak bersalju, kedua pasangan presiden itu menyantap pai ham, domba, keju, dan blueberry yang ditanam secara lokal. 

Xi mengatakan dia akan mempublikasikan ham tersebut dan memuji kejunya.

Baca Juga: Xi Jinping Minta Macron Bantu China Menghindari Perang Dingin Baru

Macron memberi Xi selimut wol yang dibuat di Pyrenees, kaus bersepeda Tour de France, dan armagnac dari wilayah barat daya terdekat – sebuah brendi yang berisiko terkena sanksi perdagangan Tiongkok.

Macron menekan Xi selama kunjungannya untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangan, dengan akses yang lebih baik bagi perusahaan-perusahaan Eropa di China dan lebih sedikit subsidi bagi eksportir China. Selain itu, Macron juga meminta Xi untuk mempengaruhi Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai Ukraina.

Xi mengatakan dia akan menyambut lebih banyak pembicaraan tingkat tinggi mengenai perselisihan perdagangan tetapi membantah ada masalah kelebihan kapasitas di Tiongkok. Pernyataan tersebut  menimbulkan keraguan mengenai kemajuan apa yang bisa dicapai antara kedua negara.

Perusahaan Prancis dan China menyelesaikan beberapa perjanjian pada hari Senin mulai dari energi, keuangan dan transportasi. Namun sebagian besar merupakan perjanjian untuk bekerja sama atau memperbarui komitmen untuk bekerja sama.

“Xi konsisten dalam memberikan isyarat niat baik kepada lawan bicaranya di Prancis, namun tidak memberikan konsesi nyata mengenai isu-isu yang paling penting,” kata Mathieu Duchatel dari lembaga pemikir Institut Montaigne.

Baca Juga: Presiden China Xi Jinping: Seharusnya China dan Amerika Menjadi Mitra, Bukan Saingan

Sebagai tanda adanya kemajuan di bidang pertanian, China akan segera mengizinkan impor pakan protein asal babi serta jeroan babi dari Prancis. 

Produsen daging babi Prancis mengatakan kesepakatan jeroan akan meningkatkan ekspor daging babi sebesar 10%.

Namun, harapan Eropa akan pesanan pesawat Airbus yang bertepatan dengan kunjungan Xi tampaknya pupus, dan kedua belah pihak hanya sepakat untuk memperluas kerja sama.

Seorang diplomat Eropa mengatakan Xi adalah "pemenang" dalam kunjungan tersebut, karena menguatkan citranya sebagai penguasa dunia di mana negara-negara Barat memintanya untuk menyelesaikan masalah-masalah Eropa di Ukraina.

Hosuk Lee-Makiyama, direktur lembaga pemikir ECIPE yang berbasis di Brussels, mengatakan kunjungan tersebut mungkin bukan bertujuan untuk membuat kemajuan nyata dalam perdagangan, melainkan menciptakan ruang kebijakan yang mungkin mereka perlukan jika Donald Trump kembali ke Gedung Putih setelah pemilu AS pada bulan November.

Xi akan melakukan perjalanan pada Selasa malam ke Serbia.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie