Macy's, Gap dan L Brands (Victoria Secret) jadi saham ritel terburuk 2019



KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  Tahukan Anda, saham peritel global dengan kinerja terburuk sepanjang tahun 2019? Melansir dari Forbes, 23 Desember, Macy’s, Gab dan L Brand (pemilik Victoria Secret) tercatat sebagai tiga emiten ritel dengan kinerja terburuk sepanjang 2019.

Macy’s dulunya adalah department store bergengsi di Amerika Serikat. Kini Macy’s berada di antara jajaran department store yang nampaknya lelah berjuang untuk dalam menawarkan barang-barangnya di mereka yang luas di mal.

Tak pelak, investor menjual saham Macy’s di sepanjang tahun ini. Alhasil, saham Macy’s kehilangan 46% dari harganya sejak awal tahun. Kondisi ini menjadikan Macy’s sebagaisaham ritel berkinerja terburuk di S&P 500. Perusahaan ini sekarang bernilai hanya $ 5 miliar, jatuh dari $ 24 miliar itu di kinerja puncaknya tahun 2015.


"Perlambatan penjualan lebih curam dari yang kami harapkan," tandas Chief Executive Officer (CEO) Macy, Jeff Gennette di November seperti dikutip dari Forbes (23/12).  Pelambatan penjualan terjadi pacara para pengecer melaporkan penurunan penjualan toko serta memangkas prospek setahun penuh mereka.  

Peringkat kedua saham ritel dengan harga terburuk di S&P  dipegang Gap. Mengakhiri tahun 2019, saham GAP melemah sampai 31% di sepanjang tahun 2019.  CEO Gap secara mengejutkan memilih mengundurkan diri pada pada bulan November, meninggalkan warisan kinerja perusahaan ini kepada salah satu putra pendiri GAP.

Perombakan manajemen terjadi di tengah-tengah transformasi dengan melakukan spin off aras dua perusahaan public mereka yakni Old Navy dan Banana Republic, menyusul perusahaan-perusahaan kecil lainnya.

Jika sesuai rencana, spin off atas Old Navy diharapkan agar perusahaan berkembang dengan sendirinya. Namun, penjualan Old Navy telah tergelincir dalam kuartal terakhir. Dan, ini bukan berita baik bagi investor yang sudah harus menanggung lebih dari $ 1 miliar atas biaya dis-sinergi yang diproyeksikan terkait dengan perpisahan tersebut.

Peringkat ketiga, saham ritel dengan kinerja terburuk di S&P 500 adalah L Brands. L Brand selama ini merupakan pemilik Victoria's Secret. Kinerja L Brabda juga mengalami tahun yang suram, dengan perunan saham sebanyak 28% di tahun ini.  

Pemilik produk pakaian dalam, yang telah lama dikenal karena iklan-iklannya yang hiper-seksual, telah kehilangan pangsa pasar karena munculnya  para pemain baru (start up) yang menjual barang-barangnya secara online seperti ThirdLove dan True & Co. Dengan mempromosikan foto-foto tubuh-nyata dari perempuan asli, mereka merangsek pasar dan mencuil pasar Victoria Secret.  

Dalam upaya untuk membuat kembali citranya, Victoria Secreat menghentikan peragaan busana tahunannya tahun ini dan mempekerjakan model transgender pertama. Meski begitu, berkurangnya permintaan menjadikan Victoria Sectret mengalami penurunan penjualan dan membuat perusahaan merugi.

 Tak hanya itu, public juga bertanya atas hubungan pendiri Victoria Leslie Wexner dengan Jeffrey Epstein, seorang pemodal kaya yang bekerja selama lebih dari satu dekade serta adanya tuduhan pelecehan seksual menambah beban perusahaan ini.

Forbes melaporkan secara keseluruhan, lebih dari 50% saham peritel di S&P 500 berkinerja buruk di sepanjang tahun 2019, meski secara keseluruhanb tercatat naik 28%.

Beberapa saham ritel dengan kinerja turun adalah Amazon. Investor sempat melepas saham Amazon, menyusul keputusan perusahaan ini masuk bisnis pengiriman sehingga memangkas keuntungan . Meski begitu, saham raksasa e-commerce ini masih mencatat kenaikan sebesar 19% sepanjang tahun ini. Ini juga menobarkan Jeff Bezos masih menjadi orang terkaya di dunia.

Meskipun Amazon tetap mendominasi, sejumlah saham peritel menjadi cuan besar bagi investor. Antara lain: saham Target  yang menjadi gangbusters tahun 2019 dengan meraih keuntungan harga sebesar 95% sepanjang tahun 2019.  Adapun saham Best Buy juga naik sebesar 66%. Ini  menunjukkan bahwa investor senang dengan arah yang diambil oleh CEO baru Corie Barry. Lalu, saham toko diskon seperti Ross dan TJX juga naik masing-masing 38% dan 34%.

Editor: Titis Nurdiana