KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) proyeksikan pendapatan dan laba bisa tumbuh positif di sepanjang tahun ini. Rinciannya, penjualan tumbuh kurang lebih 39% year on year (yoy) dan laba 5% yoy. Peningkatan kinerja Molindo didorong oleh peningkatan permintaan etanol di masa pandemi Corona dan selesainya sejumlah fasilitas produksi baru di tahun ini. Doni Winarno, Direktur Marketing menjelaskan setelah terjadi Corona semua berubah, yakni permintaan etanol makin tinggi. "Seperti diketahui penjualan MOLI sudah naik signifikan di semester I 2020 karena ada permintaan etanol untuk kebutuhan hand sanitizer dan antiseptic," jelasnya dalam paparan publik virtual, Rabu (12/8). Melansir laporan keuangan MOLI di kuartal II 2020 pendapatan tumbuh 23% year on year (yoy) menjadi Rp 672,66 miliar. Di sisi lain laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga tumbuh 16,12% yoy menjadi Rp 36,09 miliar. Selain naiknya permintaan etanol untuk keperluan antiseptic, MOLI juga telah menyelesaikan sejumlah fasilitas produksi dan pendukung baru.
Madusari Murni Indah (MOLI) targetkan pendapatan tumbuh 39% di tahun 2020
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) proyeksikan pendapatan dan laba bisa tumbuh positif di sepanjang tahun ini. Rinciannya, penjualan tumbuh kurang lebih 39% year on year (yoy) dan laba 5% yoy. Peningkatan kinerja Molindo didorong oleh peningkatan permintaan etanol di masa pandemi Corona dan selesainya sejumlah fasilitas produksi baru di tahun ini. Doni Winarno, Direktur Marketing menjelaskan setelah terjadi Corona semua berubah, yakni permintaan etanol makin tinggi. "Seperti diketahui penjualan MOLI sudah naik signifikan di semester I 2020 karena ada permintaan etanol untuk kebutuhan hand sanitizer dan antiseptic," jelasnya dalam paparan publik virtual, Rabu (12/8). Melansir laporan keuangan MOLI di kuartal II 2020 pendapatan tumbuh 23% year on year (yoy) menjadi Rp 672,66 miliar. Di sisi lain laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga tumbuh 16,12% yoy menjadi Rp 36,09 miliar. Selain naiknya permintaan etanol untuk keperluan antiseptic, MOLI juga telah menyelesaikan sejumlah fasilitas produksi dan pendukung baru.