KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 10 miliar kepada para pemegang sahamnya. Aksi ini telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (29/5). Dividen MOLI setara dengan
payout ratio 12% dari laba bersih yang diraih pada tahun buku 2023. Adapun, pada tahun lalu MOLI meraih laba bersih sebesar Rp 83,51 miliar. Meroket 270,82% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk MOLI tahun 2022 adalah sebesar Rp 22,52 miliar. Secara total, MOLI membukukan laba tahun berjalan 2023 sebesar Rp 94,13 miliar atau melejit 214,18% dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama Madusari Murni Indah, Adikin Basirun mengungkapkan bahwa strategi MOLI yang berfokus pada pasar khusus yang membutuhkan produk etanol
food grade berkualitas tinggi membuahkan hasil positif. Terutama dalam meningkatkan laba bruto yang naik 7,11% secara tahunan.
Baca Juga: Meski Kinerja Terkoreksi, Lautan Luas (LTLS) Tetap Bagi Dividen "Selain itu, salah satu strategi utama perusahaan dalam mengembangkan pasar ekspor etanol dan pupuk telah berkontribusi pada peningkatan margin kotor karena menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat pada tahun 2023," ungkap Adikin, Rabu (29/5). Secara umum, Adikin membeberkan bahwa produsen etanol lokal di Indonesia terdampak atas penurunan harga etanol akibat impor etanol dari Pakistan dengan tarif 0%, yang menyebabkan kelebihan pasokan etanol di pasar dalam negeri. Tingginya harga bahan baku berupa tetes tebu di Indonesia yang juga diekspor ke negara lain membuat produsen etanol lokal kesulitan bersaing dengan etanol impor dengan tarif 0%. "Karena alasan inilah Molindo memutuskan untuk mengurangi pangsa pasarnya di pasar etanol yang sensitif terhadap harga yang mengakibatkan penjualannya menurun," imbuh Adikin. Adikin menambahkan, MOLI berkomitmen untuk memanfaatkan aset-aset yang tidak digunakan, termasuk dengan cara menjual tanah yang tidak digunakan di harga pasar yang berlaku. Pada tahun 2023, MOLI membukukan keuntungan sebesar Rp 51,5 miliar atas penjualan aset yang tidak digunakan. Hasil penjualan aset yang tidak digunakan tersebut digunakan untuk membayar di muka pinjaman angsuran jangka panjang sehingga menghasilkan biaya keuangan yang lebih rendah pada tahun 2023. MOLI memperkirakan kondisi ke depan akan lebih menantang, khususnya kenaikan harga bahan baku (tetes tebu). Teerutama disebabkan oleh berkurangnya pasokan tetes tebu akibat El Nino dan diperparah dengan ekspor tetes tebu ke negara lain. Hal ini bisa menjadi dorongan produsen etanol di Indonesia untuk segera menaikkan harga jual produk etanol.
Baca Juga: PT Merck (MERK) Putuskan Tebar Dividen 80% dari Laba 2023 MOLI juga akan terus melanjutkan rencananya untuk mendiversifikasi sumber bahan baku dan penawaran produknya, termasuk bioetanol. MOLI juga terbuka untuk menjajaki peluang dengan mitra lain dengan teknologi baru dalam produksi etanol menggunakan sumber bahan baku baru. "Tentu saja, inisiatif ini memerlukan sumber daya keuangan tambahan. Oleh karena itu, Molindo terbuka untuk bermitra dengan investor baru yang tertarik dengan produk kami dan peluang bisnis baru," tandas Adikin.
Dari sisi pergerakan saham, harga saham MOLI bergerak di zona hijau pada perdagangan Kamis (30/5). Hingga pukul 13:42 WIB, harga MOLI naik 3,57% ke posisi Rp 290 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi