Madusari Murni (MOLI) optimistis laba bersih 2018 tumbuh signifikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) optimistis bakal membukukan pendapatan dan laba bersih yang positif di tahun 2018 ini. Produsen ethanol ini melihat banyak lini yang masih dimaksimalkan dan permintaan ethanol masih tetap besar.

Arief Goenadibrata, Direktur Utama Madusari Murni Indah menyebutkan, sampai kuartal III 2018 ini, laba bersih telah menyamai pencapaian net profit di satu tahun 2017. "Sehingga net profit di kuartal IV tahun ini jadi bonus," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/10).

Mengintip prospektus perseroan, tercatat jumlah laba bersih komprehensif sepanjang 2017 mencapai Rp 90 miliar. Sedangkan laba bersih komprehensif sampai kuartal-I 2018 senilai Rp 31 miliar, naik 72% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 18 miliar.


Sementara itu dari segi pendapatan, Arief memproyeksikan pertumbuhannya tidak terlalu tinggi. "Sekitar 3% saja, sebab saat ini kapasitas produksi sudah penuh. Kami lakukan efisiensi demi mendorong profit," urainya.

Dari prospektus, pendapatan MOLI di 2017 mencapai Rp 1,13 triliun. Dengan proyeksi tersebut, MOLI berharap total pendapatan bersih tahun ini sekitar Rp 1,16 triliun. Selain itu, di tahun ini MOLI juga mengambil keuntungan dari ekspor waste pabrikan ethanol yang menghasilkan material pupuk.

"Biasanya selama ini kami gunakan untuk program CSR petani tebu, sekarang kami sisihkan yang kualitas bagus di ekspor ke New Zealand sampai 1.000 ton," kata Arief. Alhasil, MOLI meraih keuntungan kurs dari penguatan dolar AS akhir-akhir ini.

Mengenai produksi, dikarenakan full capacity, Arief meyakini, volume produksi sudah on the track. Artinya dengan kapasitas produksi 80 juta liter per tahun saat ini, MOLI diperkirakan sudah merealisasikan produksi di sembilan bulan pertama tahun 2018 sekitar 60 juta liter ethanol.

Klien atau pelanggan ethanol MOLI rata-rata dari industri besar, dengan banyak brand mulai Kalbe, Kino, Jhonson & Johnson, Orang Tua Group, Wings Group dan lainnya. Menurut Arief, saat ini permintaan didominasi oleh segmen kosmetik serta farmasi.

Lebarnya segmen pasar MOLI, kata Arief, menjadi keuntungan tersendiri. "Tentu berikan kestabilan bagi investor, jika satu segmen (pembeli) turun segmen yang lain masih bisa naik," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat