KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut suspensi saham PT Magna Investama Mandiri Tbk (
MGNA) mulai perdagangan sesi I, Senin (16/1). Pada perdagangan perdana setelah suspensi dibuka, harga saham MGNA stagnan di level Rp 50 per saham. “Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan,” ungkap BEI dalam pengumuman, Senin (16/1).
Sekadar informasi, Magna Investama menghentikan seluruh kegiatan operasional pabrik milik entitas anak usaha pada 30 Desember 2019 sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Setelah pengumuman, BEI menyetop perdagangan saham MGNA mulai 8 Januari 2020. Periode suspensi saham MGNA mencapai 36 bulan atau tiga tahun pada 8 Januari 2023. Pada Senin (9/1), MGNA menggelar paparan publik insidentil untuk memberikan update kondisi perusahaan terkini.
Baca Juga: Magna Investama Mandiri (MGNA) Berencana Rights Issue Total Rp 120,37 Miliar Berdasarkan keterbukaan informasi, MGNA telah menambah modal lewat
rights issue dengan nilai Rp 120,37 miliar pada Agustus 2022 lalu. PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (
BIPP) mengambil hak pemegang saham institusi lain sekaligus menjadi pembeli siaga. Sehingga kepemilikan Bhuwanatala pada MGNA mencapai 70,20% per akhir Agustus 2022 dan menjadi pengendali. Pemegang saham lainnya adalah Nobhill Capital Corporation dengan kepemilikan 5,28% dan masyarakat dengan kepemilikan kurang dari 5% sebanyak 24,52%. MGNA menggunakan dana hasil
rights issue untuk mengakuisisi beberapa anak usaha Bhuwanatala yakni PT Grha Swahita yang bergerak di bidang perhotelan dan PT BIP Sentosa yang bergerak di bidang properti, khususnya apartemen/
guest house. Baca Juga: Bursa Peringatkan Potensi Delisting Sejumlah Emiten Grha Swahita mengoperasikan Hotel U Paasha yang berlokasi di Seminyak, Kuta, Bali. Hotel dengan 102 kamar ini memiliki tingkat hunian 63,4% per September 2022 lalu, meningkat dari 25,2% pada tahun 2021. Sementara BIP Sentosa memiliki Apartemen Sinabung yang terdiri dari 10 unit di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tingkat hunian apartemen ini mencapai 40% per September 2022, naik dari 26% pada tahun 2021. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati