KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batal akuisisi, PT Maha Properti Indonesia Tbk fokus kembangkan dua proyek tahun ini. Namun, untuk alokasi anggarannya perseroan masih proses kalkulasi. Hal tersebut disebutkan oleh Direktur Maha Properti Indonesia, Suwandy. "Karena masih dalam kajian," tuturnya saat dihubungi kontan.co.id, Selasa (21/1).
Baca Juga: Grup Tahir batal mencaplok perusahaan Benny Tjokro Asal tahu saja, tahun lalu emiten dengan kode saham MPRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) menganggarkan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,8 triliun. Berangkat dari angka tersebut, pihaknya juga masih belum tahu pasti apakah akan lebih tinggi atau rendah. Yang jelas, tahun ini MPRO masih fokus mengembangkan proyek
eksisting pihaknya mengandalkan dari sisa dana hasil penawaran umum perdana alias
initial public offering (IPO). Adapun pihaknya masih memiliki sisa dana dari aksi korporasi tersebut sebesar Rp 63,58 miliar. Dari dana tersebut, sebesar Rp 23,45 miliar telah digunakan untuk proyek Aphsara Tower I. "Iya sudah selesai," terangnya.
Baca Juga: Maha Properti (MPRO) akan serap sisa dana IPO untuk membangun Simprug Signature Selanjutnya, rencana pengembangan The Khayangan di Solo dengan luas 7 ha lanjut pada proyek perkantoran. Suwandy menyebutkan sejauh ini progresnya telah mencapai lantai 10 dari
design awal 18 lantai. Secara keseluruhan, kompleks The Khayangan akan dibangun 2
tower apartemen, 2 gedung perkantoran dan ratusan
landed houses, serta area komersial. "Tahap awal emiten fokus bangun 1
tower apartment dan 1
office tower dulu," tegasnya. Sedangkan, dana sebesar Rp Rp 125,08 miliar dialokasikan untuk proyek Simprug Signatur. Namun, sejauh ini baru terserap Rp 61,49 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .