JAKARTA. Memasuki tahun 2016, Mahadasha Group giat melakukan ekspansi bisnis. Head of Corporate Communications Mahadasha, Imelda Alini mengungkapkan, perusahaan memasuki tiga lini bisnis baru.
Pertama, bisnis consumer retail & fast moving consumer goods (FMCG) melalui anak usaha Mahadya.
Kedua, lini makanan melalui PT Sonton Food Indonesia, yang merupakan perusahaan hasil patungan atawa
joint venture antara Mahadasha dengan dengan Sonton Holding Jepang.
"Dimana kami akan segera meresmikan pabrik selai kami di semester pertama tahun ini,” ucap Imelda Alini kepada KONTAN, Jumat (5/2).
Ketiga, adalah bisnis hospitality, melalui anak usaha PT Halla Mohana yang akan meresmikan pembukaan hotel dan mall pada 2016 ini. Berdasarkan catatan KONTAN, mengawali langkah bisnis properti dengan inti bisnis perhotelan, mal, dan
food and beverage, Mahadasha memilih daerah pengembangan pertama di pulau Sumatera tepatnya di Pekanbaru. Mahadasha sudah melakukan
ground breaking sejak Desember 2013 lalu. Proyek hotel berbintang empat Mahadasha memiliki kapasitas 225 kamar dan dibangun di atas lahan seluas 8.000 meter persegi. Sayang, tidak ada catatan mengenai jumlah nilai investasi pembangunan hotel tersebut. Yang pasti perseroan berharap bisnis properti ini bisa berkontribusi sebagai
recurring income atau pendapatan berulang. Hotel ini nantinya akan dioperasikan oleh operator hotel asal Switzerland dengan konsep
high end. Nantinya hotel ini akan dipatok dengan tarif standar bintang empat yakni sekitar Rp 600.000. Selain hotel, MahaDasha juga membangun proyek food and beverage mall empat lantai yang diberi nama Fadira Plaza. Imelda bilang, sumber pendanaan untuk mengembangan bisnis ini berasal dari kas internal perseroan, internal grup serta berasal dari pinjaman perbankan. Tak tambah gerai yang ada Sepanjang 2016, kata Imelda, perseroan belum akan menambah gerai makanan cepat saji yaitu Carl’s Jr. dan Wingstop. Menurutnya, perusahaan masih akan fokus mengembangkan bisnis makanan cepat saji di kota-kota yang menjadi tempat gerai. “Karena kami juga ingin mengoptimalkan skala ekonomi bisnis kami,” ucap Imelda. Imelda merinci, per 31 Desember 2015, Wingstop telah memiliki 10 gerai sedangkan Carl’s Jr. memiliki 16 gerai. Ia bilang, kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2015 yang mengalami gejolak, tentu memiliki pengaruh terhadap daya beli masyarakat Indonesia.
“Namun dengan perkembangan dan jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia yang besar serta gaya hidup yang semakin meningkat, tentunya pasar Indonesia masih cukup optimistik di tahun 2016 ini,” ungkapnya. Menurut Imelda, tantangan bisnis yang dihadapi perseroan tahun ini lebih kepada kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Perseroan mengharapkan daya beli masyarakat bisa lebih meningkat di tahun ini. “Memastikan keberlangsungan bisnis melalui berbagai strategi yang telah kami rumuskan untuk setiap industri yang kami masuki, yang akan dijalankan dengan prinsip kehati-hatian (prudent) dan tetap mematuhi regulatory compliance,” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia