Mahathir akan bawa kembali dana US$ 4,5 miliar dari 1MDB



KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad terus berupaya membongkar skandal korupsi 1Malaysia Development Bhd (1MDB) yang dilakukan oleh pimimpin sebelumnya Najib Razak.

Pemerintah Malaysia yang baru ini akan berupaya memperoleh kembali dana sebesar US$ 4,5 miliar yang berpotensi hilang melalui 1MDB, serta biaya yang dibayarkan kepada Goldman Sachs Group senilai US$ 593 juta. "Kami harus membuktikan kepemilikan uang itu," kata Mahathir dalam wawancara dengan televisi Bloomberg, Jumat (22/6).

Mahathir mengkhawatirkan komisi besar yang diterima Goldman Sachs atas pengelolaan tiga penjualan obligasi milik 1MDB. Pasalnya, negara membayar biaya 10% ke bank investasi itu untuk perannya tersebut. Padahal Malaysia juga harus membayar bunga 6% untuk obligasi tersebut.


Tak ingin tinggal diam, Mahathir akan melakukan tindakan hukum terhadap Goldman Sachs jika terbukti terlibat di skandal 1MDB. Langkah ini didukung Lim Guang Eng, Menteri Keuangan Malaysia yang mengatakan kepada New York Times, bahwa ia akan meminta restitusi dari Goldman Sach.

Goldman Sachs tidak terima atas sindiran Mahathir. Edward Naylor, Jurubicara Goldman Sachs yang berbasis di Hong Kong mengatakan, biaya yang dikenakan Goldman Sachs sudah mencerminkan risiko, spread kredit, biaya lindung nilai, dan kondisi pasar saat itu. "Perbandingan biaya dari penjatahan yang melibatkan risiko jauh lebih kecil, itu tidak relevan," ungkapnya.

Skandal perusahaan investasi asal Negeri Jiran ini telah menjadi sorotan seluruh dunia. Seorang pejabat AS mengatakan bahwa lebih dari US$ 4,5 miliar dana mengalir dari 1MDB melalui jaringan transaksi tak jelas.

Mahathir sendiri terus berkoar bahwa Najib akan dituduh melakukan suap dan penggelapan dana publik. Ia memiliki bukti tanda tangan Najib pada sebuah dokumen.

Sebaliknya, Najib berulang kali membantah melakukan korupsi. Dalam wawancara dengan Reuters, Najib mengatakan, tidak tahu tentang uang dari 1MDB yang muncul di akun pribadinya.

Tuduhan korupsi atas Najib ini mendorong koalisi politik Mahathir untuk memenangkan pemilihan umum (Pemilu) yang mengejutkan pada bulan Mei 2018 lalu.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie