Mahathir Muhamad Akhirnya Keluar dari Rumah Sakit setelah Dirawat Karena COVID-19



KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dipulangkan dari rumah sakit pada Minggu (4/9/2022) setelah dirawat karena COVID-19.

Melansir Reuters, pria berusia 97 tahun yang menjabat selama lebih dari dua dekade sebagai perdana menteri dan masih aktif sebagai anggota parlemen, memiliki sejarah masalah jantung. Dia telah mengalami serangan jantung dan operasi bypass.

Mahathir, yang dirawat di National Heart Institute pada hari Rabu setelah dites positif terkena virus corona, akan tetap dikarantina di rumah hingga Selasa, demikian bunyi pernyataan resmi dari pihak Mahathir.


Dia telah menerima setidaknya tiga dosis vaksin COVID-19. Suntikan terakhir yang diketahui pada November 2021.

Mengutip The Star, pada Maret tahun ini, Mahathir pernah dilarikan ke rumah sakit National Heart Institute karena masalah jantung. Pada waktu itu, dia mengira dirinya tidak akan hidup lebih lama lagi.

Baca Juga: Inflasi Naik, Malaysia Anggarkan Subsidi dan Bantuan Tunai US$ 17,6 Miliar di 2022

Mahathir mengatakan, dia tidak tahu bagaimana tim medis berhasil membantunya mendapatkan kembali kesehatannya. 

"Bagi saya, ini adalah keajaiban. Saya tidak berharap untuk hidup, saya berharap saya akan mati karena saya sudah tua dan juga menderita penyakit serius yang mempengaruhi ... jantung saya," jelasnya. 

Dia menambahkan, “Ketika jantung lemah, hal itu mempengaruhi paru-paru dan ketika paru-paru lemah, hal ini mempengaruhi ginjal dan sebagainya. Tetapi entah bagaimana, para dokter membalikkan kondisi saya dan akhirnya saya dipulangkan dan saya cukup sehat - tidak 100%, tetapi cukup bagi saya untuk melanjutkan pekerjaan kecil yang harus saya lakukan."

Baca Juga: Mahathir: Malaysia harus mengklaim Singapura dan Kepulauan Riau

Setelah menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun hingga 2003, Mahathir kembali sebagai perdana menteri pada usia 92 tahun pada 2018 setelah memimpin koalisi oposisi meraih kemenangan bersejarah, mengalahkan partai yang pernah ia pimpin. Pemerintahannya runtuh dalam waktu kurang dari dua tahun karena pertikaian.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie