Mahkota Group (MGRO) Revisi Target Bisnis Tahun 2022, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) merevisi turun target bisnis yang telah dibidik di tahun 2022. Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan gejolak ekonomi yang terjadi belakangan ini. 

Pada mulanya, MGRO punya target untuk dapat mencapai angka penjualan sebesar Rp 12 triliun, dengan torehan laba bersih senilai Rp 200 miliar. 

Namun demikian melihat kondisi belakangan ini, Corporate Secretary Mahkota Group Elvi menuturkan bahwa pihaknya kini telah melakukan kajian revisi atas proyeksi penjualan menjadi sebesar Rp 8 triliun dan Rp 100 miliar untuk laba bersih.


MGRO belum merilis secara resmi laporan keuangan kuartal III-2022. Namun dia menyebut bahwa secara garis besar kinerja perseroan selama Januari-September berjalan cukup lancar. 

Baca Juga: Telkom (TLKM) dan Indosat (ISAT) Berkolaborasi Mengembangkan Ekonomi Digital

"Kinerja kuartal III-2022 sedang proses audit dengan limited review dari KAP. Secara garis besar pertumbuhan produksi berjalan dengan lancar," ucap Elvi, kepada Kontan.co.id, Senin (14/11). 

Untuk diketahui, hingga semester pertama lalu, Mahkota Group tercatat membukukan penjualan sebesar Rp 4,17 triliun. Jumlah ini lebih tinggi 57,32% ketimbang realisasi penjualan pada semester pertama tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp 2,65 triliun. 

Merujuk laporan keuangan perseroan, penjualan MGRO sepanjang semester I-202 masih ditopang oleh penjualan pihak ketiga, berupa penjualan minyak sawit mentah dan turunannya yang mencapai Rp 3,49 triliun.

Dari sisi bottom line, MGRO tercatat membukukan rugi bersih periode berjalan sebesar Rp 7,26 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini masih mambu menorehkan laba bersih hingga Rp 2,68 miliar. 

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Berencana Bawa Sejumlah Anak Usahanya IPO di Bursa Saham

Meski dibayangi berbagai ketidakpastian kondisi makroekonomi, geopolitik dan isu resesi, MGRO tetap punya prospek bisnis yang positif untuk tahun 2023. Hal ini salah satunya didukung oleh rencana penambahan kapasitas produksi di tahun depan. 

"Walaupun dibayangi resesi global, secara volume diproyeksikan akan meningkat namun dari sisi harga belum dapat diprediksi karena dipengaruhi banyak faktor. Perseroan akan tetap berusaha secara maksimal dalam meningkatkan kinerja," sebut Elvi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi