JaKARTA. Menyiapkan kapal pelampung. Demikian gambaran strategi bisnis PT Dian Swastatika Sentosa Tbk sejak tahun lalu. Menyadari bisnis pertambangan sedang surut, perusahaan ini serius menggarap lini bisnis multimedia. Di bisnis multimedia, Dian Swastika melalui anak perusahaannya, PT DSSA Mas Sejahtera, menggarap bisnis televisi (TV) kabel, layanan internet berbasis fiber optik dan layanan telepon dari jaringan PT Smartfren Telecom Tbk. Dian Swastatika dan Smartfren tak lain sister company di bawah payung Grup Sinarmas. Nah, di bisnis multimedia, Dian Swastatika akan menjadikannya sebagai penyeimbang bisnis tambang yang fluktuatif. "TV kabel ini nanti sifatnya akan menjadi
recurring income bagi kami," beber Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika, Hermawan Tarjono kepada KONTAN, Senin (7/7).
Perlu Anda ketahui, sejauh ini bisnis tambang batubara adalah kontributor terbesar bagi Dian Swastatika. Mengacu laporan keuangan per 31 Maret 2014, pendapatan batubara US$ 120,79 juta, setara dengan 75,05% terhadap total pendapatan. Sementara TV kabel dan internet cuma menyumbang US$ 0,88 juta, atau berkontribusi 0,55% saja. Tak sekadar mencari pelampung, Dian Swastatika juga memiliki pertimbangan. Perusahaan berkode DSSA di Bursa Efek Indonesia ini meyakini prospek bisnis multimedia moncer. Syakieb Sungkar,
Vice President Comercial PT Mora Quantro Multimedia mengatakan, penetrasi pasar TV kabel baru 7%. Penetrasi pasar yang masih mini ini menjadi dasar bisnis TV kabel bahkan lebih baik ketimbang telepon seluler. "Tingkat churn rate hanya 1% dan ARPU (average revenue per unit) pun masih tinggi yakni Rp 300.000," kata Syakieb. Sebagai catatan, Mora Quantro adalah salah satu anak perusahaan DSSA Mas Sejahtera. Dus, Dian Swastika tak ragu mengucurkan investasi jumbo demi memaksimalkan ekspansinya. Sebut saja, aksi Mora Quantro menjalin kerjasama dengan PT Huawei Tech Investment dan PT Fiberhome Technologies Indonesia untuk membangun jaringan
fiber optik to the home (FTTH) atau
homepass. Melalui kerjasama ini, Dian Swastika bakal membangun 200.000
homepass tahun ini dengan investasi US$ 50 juta. Belum berkontribusi Per akhir Maret 2014, Dian Swastika mengklaim sudah menyambung sekitar 89.295 homepass yang melintas di Tangerang, Cibubur, Depok, Bekasi, dan Surabaya. Perusahaan ini mengaku sudah memiliki 15.030 pelanggan dan menargetkan mampu mendekap 100.000 pelanggan, setahun kedepan.
Wujud investasi lain, Dian Swastika menyuntikkan dana Rp 200 miliar ke DSSA Mas Sejahtera di pertengahan tahun ini. Suntikan dana ini untuk meningkatkan portofolio saham DSSA Mas Sejahtera di MyRepublic Limited, perusahaan penyedia jasa internet asal Singapura. DSSA Mas Sejahtera sampai mendirikan anak baru tahun ini yakni Golden Multimedia Holding Pte Ltd, Celesta Prime Technology Pte Ltd, dan Sunshine Network Pte Ltd. Ketiga anak perusahaan ini berbadan hukum Negeri Merlion. Tiga anak perusahaan ini melengkapi tiga anak perusahaan lain yakni Mora Quantro, PT Buana Bumi Energy dan PT Excite Indonesia. Meski sudah gencar berekspansi, Dian Swastatika mengaku belum mematok target kinerja ciamik dari bisnis multimedia tahun ini. "Kami investasi dulu deh, belum berharap profit yang tinggi. Nanti ke depan, setelah jaringan dan infrastruktur kami kuat, baru profit tinggi akan mengikuti," ungkap Hermawan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina