Mainan kayu lokal terhimpit mainan modern



Mainan anak-anak yang beredar sudah tidak terhitung jumlah maupun jenisnya. Salah satu mainan anak yang sudah populer sejak dulu kala adalah mainan berbahan baku kayu. Dulu, di kawasan Jakarta Selatan, tepatnya di sepanjang Jalan Raya Pasar Minggu, terdapat sentra penjualan mainan anak dari kayu.

Pada tahun 1970-an, kawasan ini sempat berjaya, ditandai dengan banyak kios-kios mainan kayu berjejer di sepanjang jalan. Namun kini kondisinya sudah jauh berbeda. Dari belasan kios yang menjajakan mainan anak, kini hanya tinggal tersisa dua kios saja.

Erlan Ramadan, salah satu penjual mainan kayu yang masih bertahan di kawasan Pasar Minggu ini bilang, para penjual mainan anak di sini sudah banyak yang gulung tikar lantaran penjualan semakin sepi dari hari ke hari. Serbuan mainan berbahan baku plastik maupun mainan modern yang makin banyak beredar, membuat pamor mainan kayu makin redup. "Saya memutuskan bertahan sebab kalau tidak mainan kayu seperti ini akan musnah begitu saja dan tidak ada jejaknya. Saya tidak mau kalah dengan mainan plastik atau remote control yang kebanyakan impor dari China," kata dia.


Erlan sudah membuka toko di tempat ini sejak tahun 1986. Dia menjual mainan anak seperti miniatur mobil-mobilan, kereta kayu, replika alat transportasi umum seperti Bajaj, Kopaja, bus Trans Jakarta dan kuda-kudaan. Harga jual produknya mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 200.000 per unit.

Dia memproduksi sendiri semua produk jualannya, mulai dari mendesain, membuat dan memasarkan produk. Biasanya Erlan memproduksi mainan di ruang belakang kiosnya. Bahan baku material biasanya dari kayu mahoni, kayu pohon nangka, dan mangga, atau dari kayu pohon jati untuk kuda-kudaan.

Dalam sehari Erlan bisa menjual 10 mainan anak, atau saat ramai bisa sampai 30 mainan dalam sehari. Omzet usahanya bisa mencapai Rp 6 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya operasional, dia bisa mendapat laba bersih sekitar Rp 4 juta per bulan. "Jika permintaan sedang ramai, terkadang saya menginap di kios," ujar dia.

Dayat Hidayat, penjual mainan kayu lainnya yang telah berjualan di tempat ini selama 15 tahun bilang, saat akhir pekan, pembeli yang datang lebih banyak dari hari lain karena anak sekolah libur. Pelanggan yang datang biasanya membeli untuk hadiah ulang tahun anaknya atau hadiah kenaikan kelas.

Dayat bercerita, kadang ada juga pembeli yang bermobil mampir. Bukan hanya dari Jakarta, dari luar Jakarta juga banyak, misalnya pelanggan dari Padang, Semarang, Medan yang sedang jalan-jalan ke Jakarta dan beli mainan mobil untuk oleh-oleh.

Tidak jarang pembeli juga datang dari luar daerah memborong untuk mereka jual lagi di kota asalnya. "Belum lama ini ada pembeli dari Padang beli hingga 100 unit," kata Dayat.                      n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini