Mainan anak-anak yang beredar sudah tidak terhitung jumlah maupun jenisnya. Salah satu mainan anak yang sudah populer sejak dulu kala adalah mainan berbahan baku kayu. Dulu, di kawasan Jakarta Selatan, tepatnya di sepanjang Jalan Raya Pasar Minggu, terdapat sentra penjualan mainan anak dari kayu. Pada tahun 1970-an, kawasan ini sempat berjaya, ditandai dengan banyak kios-kios mainan kayu berjejer di sepanjang jalan. Namun kini kondisinya sudah jauh berbeda. Dari belasan kios yang menjajakan mainan anak, kini hanya tinggal tersisa dua kios saja. Erlan Ramadan, salah satu penjual mainan kayu yang masih bertahan di kawasan Pasar Minggu ini bilang, para penjual mainan anak di sini sudah banyak yang gulung tikar lantaran penjualan semakin sepi dari hari ke hari. Serbuan mainan berbahan baku plastik maupun mainan modern yang makin banyak beredar, membuat pamor mainan kayu makin redup. "Saya memutuskan bertahan sebab kalau tidak mainan kayu seperti ini akan musnah begitu saja dan tidak ada jejaknya. Saya tidak mau kalah dengan mainan plastik atau remote control yang kebanyakan impor dari China," kata dia.
Mainan kayu lokal terhimpit mainan modern
Mainan anak-anak yang beredar sudah tidak terhitung jumlah maupun jenisnya. Salah satu mainan anak yang sudah populer sejak dulu kala adalah mainan berbahan baku kayu. Dulu, di kawasan Jakarta Selatan, tepatnya di sepanjang Jalan Raya Pasar Minggu, terdapat sentra penjualan mainan anak dari kayu. Pada tahun 1970-an, kawasan ini sempat berjaya, ditandai dengan banyak kios-kios mainan kayu berjejer di sepanjang jalan. Namun kini kondisinya sudah jauh berbeda. Dari belasan kios yang menjajakan mainan anak, kini hanya tinggal tersisa dua kios saja. Erlan Ramadan, salah satu penjual mainan kayu yang masih bertahan di kawasan Pasar Minggu ini bilang, para penjual mainan anak di sini sudah banyak yang gulung tikar lantaran penjualan semakin sepi dari hari ke hari. Serbuan mainan berbahan baku plastik maupun mainan modern yang makin banyak beredar, membuat pamor mainan kayu makin redup. "Saya memutuskan bertahan sebab kalau tidak mainan kayu seperti ini akan musnah begitu saja dan tidak ada jejaknya. Saya tidak mau kalah dengan mainan plastik atau remote control yang kebanyakan impor dari China," kata dia.