Maipark gelar Geo-Ekskursi Papandayan untuk diseminasi pengetahuan risiko bencana



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk kali ke-11, PT Reasuransi Maipark Indonesia menyelenggarakan Geo-Ekskursi, sebuah kegiatan gabungan antara seminar dan kuliah lapangan yang senantiasa mengambil tema-tema menarik terkait ilmu kebumian serta risiko bencana alam.

Geo-Ekskursi merupakan salah satu media diseminasi pengetahuan Maipark kepada perusahaan asuransi umum Indonesia, selain seminar, penerbitan buku, bulletin WASPADA, dsb. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen Maipark dalam melaksanakan penelitian di bidang ilmu kebumian yang bermuara pada peningkatan kompetensi industri asuransi umum Indonesia.

Baca Juga: Kejati DKI endus dugaan korupsi Asuransi Jiwasraya


Menurut Direktur Utama Maipark, Ahmad Fauzie Darwis, program Geo-Ekskursi yang berlangsung sejak tahun 2009 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai potensi risiko bencana di wilayah yang dikunjungi. Tahun 2019, Geo-Ekskursi dilaksanakan pada tanggal 7-9 November 2019 di Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat.

“Geo Ekskursi ini juga sebagai ajang bertemu dan mempererat hubungan antara Maipark Relation Officer (MRO) dengan karyawan Maipark sehingga terbangun komunikasi yang lebih lancar dalam menunjang kegiatan bisnis sehari-hari. Selain itu, kegiatan ini diharapkan akan dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa memiliki ceding companies terhadap Maipark,” papar Ahmad Fauzie Darwis dalam keterangannya, Kamis (28/11).

Dipilihnya Papandayan, Garut, sebagai tujuan kegiatan ini, menurut Ketua Panitia, Hengki Eko Putra, selain sebagai destinasi wisata yang terkenal, Gunung Papandayan merupakan gunung api strato yang menarik sebagai lokasi edukasi potensi risiko bencana di kawasan tersebut.

Gunung Papandayan terletak di Kecamatan Cicurupan, Kabupaten Garut, sekitar 70 KM sebelah Tenggara Kota Bandung, Jawa Barat, berada pada ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut. Papandayan memiliki beberapa kawah yang terkenal diantaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak dan Kawah Manuk.

Baca Juga: Dugaan korupsi Jiwasraya, Kejati DKI periksa 66 saksi dan hitung kerugian negara

Sejarah mencatat Gunung Papandayan telah beberapa kali meletus, diantaranya pada 12 Agustus 1772, 11 Maret 1923, 15 Agustus 1942 dan 11 November 2002. Letusan besar yang terjadi pada tahun 1772 menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan sekitar 2.957 orang. 

Peserta Geo-Ekskursi ini adalah perwakilan dari seluruh perusahaan asuransi dan reasuransi umum di Indonesia yang merupakan pemegang saham sekaligus mitra kerja Maipark. “Jumlah peserta keseluruhan sekitar 110 orang. Sedangkan pemateri yang hadir diantaranya adalah Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman, ST, MT dari Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung dan juga pemateri dari Balai Adat Kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat,” jelas Hengki.

Pada hari pertama di tanggal 7 November, para peserta akan mengikuti kuliah ruangan di Kampung Sampireun. Kemudian pada hari kedua di tanggal 8 November, para peserta akan mengikuti kuliah lapangan di Gunung Papandayan. Pada hari ke 3, kuliah lapangan yang terakhir akan dilaksanakan di Gunung Guntur, untuk selanjutnya melakukan perjalanan ke kawasan wisata Kampung Naga, kemudian kembali ke Jakarta.

Baca Juga: AAUI ingin lakukan judicial review UU penjaminan, ini respons industri pejaminan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi