JAKARTA. PT Asuransi Maipark mengaku siap menjadi pengelola dari penggabungan kapasitas penjaminan proyek (surety bond). Pengembangan bisnis seperti digagas Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas lini usaha surety bond seiring dengan pertumbuhan proyek infrastruktur di Indonesia.Direktur Utama Maipark, Frans Y Sahusilawane mengungkapkan, pihaknya tidak berkeberatan menjadi pengelola dari pengembangan bisnis surety bond mengingat perannya selama ini sebagai pengelola risiko khusus. Toh, kelahiran Maipark berasal dari penyertaan modal seluruh perusahaan asuransi umum. Artinya, Maipark milik industri asuransi umum.“Kalau memang kami ditunjuk, kami siap melaksanakannya. Penunjukan pengelolaan surety bond ini merupakan kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepada Maipark. Tinggal nanti persiapan divisi baru khusus di luar dari pertanggungan pengelolaan risiko yang biasa kami tangani, yakni asuransi gempa bumi,” ujar Frans, kemarin.Hingga kini, Wakil Ketua Bidang Antar Lembaga AAUI Julian Noor menuturkan, pembahasan rencana penggabungan kapasitas surety bond sedang berjalan. Namun, belum masuk pada bagian pengelolaannya, sehingga para pelaku industri belum menemui kesepakatan.Padahal, peningkatan kapasitas tersebut perlu dilakukan karena mampu menaikkan kapasitas surety bond dari pelaku industri menjadi Rp 100 miliar untuk setiap proyek (belum termasuk dukungan dari reasuransi). Bandingkan dengan kondisi saat ini, kapasitas surety bond dari pelaku industri baru sebesar Rp 50 miliar. Angka itu sudah termasuk dukungan dari reasuransi.“Jika Maipark ditunjuk sebagai alternatif dan disepakati oleh seluruh pelaku industri bakal sangat mungkin penunjukannya menjadi pengelola penggabungan kapasitas surety bond,” terang Julian.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Maipark siap menjadi pengelola penggabungan kapasitas surety bond
JAKARTA. PT Asuransi Maipark mengaku siap menjadi pengelola dari penggabungan kapasitas penjaminan proyek (surety bond). Pengembangan bisnis seperti digagas Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas lini usaha surety bond seiring dengan pertumbuhan proyek infrastruktur di Indonesia.Direktur Utama Maipark, Frans Y Sahusilawane mengungkapkan, pihaknya tidak berkeberatan menjadi pengelola dari pengembangan bisnis surety bond mengingat perannya selama ini sebagai pengelola risiko khusus. Toh, kelahiran Maipark berasal dari penyertaan modal seluruh perusahaan asuransi umum. Artinya, Maipark milik industri asuransi umum.“Kalau memang kami ditunjuk, kami siap melaksanakannya. Penunjukan pengelolaan surety bond ini merupakan kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepada Maipark. Tinggal nanti persiapan divisi baru khusus di luar dari pertanggungan pengelolaan risiko yang biasa kami tangani, yakni asuransi gempa bumi,” ujar Frans, kemarin.Hingga kini, Wakil Ketua Bidang Antar Lembaga AAUI Julian Noor menuturkan, pembahasan rencana penggabungan kapasitas surety bond sedang berjalan. Namun, belum masuk pada bagian pengelolaannya, sehingga para pelaku industri belum menemui kesepakatan.Padahal, peningkatan kapasitas tersebut perlu dilakukan karena mampu menaikkan kapasitas surety bond dari pelaku industri menjadi Rp 100 miliar untuk setiap proyek (belum termasuk dukungan dari reasuransi). Bandingkan dengan kondisi saat ini, kapasitas surety bond dari pelaku industri baru sebesar Rp 50 miliar. Angka itu sudah termasuk dukungan dari reasuransi.“Jika Maipark ditunjuk sebagai alternatif dan disepakati oleh seluruh pelaku industri bakal sangat mungkin penunjukannya menjadi pengelola penggabungan kapasitas surety bond,” terang Julian.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News