JAKARTA. Semakin terbatasnya pasokan dan tingginya harga lahan untuk hunian, memaksa pengembang mengubah strategi orientasi pengembangan ke kawasan barat dan selatan kawasan Jadebotabek. Maja pun kemudian dipilih para pengembang sebagai wilayah ekspansi bisnis masa depan. Beberapa di antara sekian banyak pengembang yang tertarik dengan Maja adalah Ciputra Group, Hanson Land Group, Kalbe Group, dan Agung Podomoro Group. Menurut Direktur Marketing Agung Podomoro Group, Indra W Antono, kawasan Maja memang punya prospek bagus terutama untuk dikembangkan perumahan. Pasokan lahan masih luas, dan dekat dengan Jakarta.
"Kami sudah memiliki lahan di kawasan itu sejak lebih kurang lima tahun lalu. Melalui mitra lokal, kami membelinya dan kemudian akan mengelolanya beberapa tahun lagi. Kami memang belum akan mengembangkannya sekarang, masih menunggu," jelas Indra kepada
Kompas.com, Kamis (4/12/2014). Dia menambahkan, Agung Podomoro Group menguasai 300 hektare lahan di Maja. Pihaknya masih menunggu situasi kondusif untuk mulai menggarap aset lahan tersebut sekitar tiga sampai lima tahun ke depan. Tentu saja, kata dia, situasi akan kondusif jika pemerintah melakukan iniasiasi dengan menambah infrastruktur jalan dan moda transportasi sebaik kawasan lainnya seperti Serpong. "Kami harus menunggu upaya pemerintah dulu menambah infrastruktur jalan dan juga transportasi, kalau bisa berbasis rel untuk menjangkau wilayah-wilayah tertentu di seluruh kawasan Maja, agar nanti properti khususnya rumah yang dibangun, terjangkau harganya," tandas Indra. Hal senada dikemukakan Komisaris Hanson Land Group, Tanto Kurniawan. Menurut dia, Maja adalah masa depan. Lahannya masih luas dengan harga murah dan potensial dijadikan berbagai peruntukan. Mulai dari hunian, apartemen, pusat belanja dan komersial seperti kawasan industri. "Selain itu, Maja sudah ada dalam agenda pemerintah dan akan dijadikan sebagai kota baru terintegrasi lengkap dengan jaringan transportasi lintas kota dan jaringan infrastruktur jalan yang akan membuat kawasan menjadi semakin terbuka," papar Tanto. Dengan begitu, tambah dia, aktivitas bisnis dan arus distribusi barang, jasa, dan manusia semakin meningkat yang pada gilirannya menstimulasi permintaan akan hunian dan properti komersial. "Untuk itulah kami menggelontorkan dana hingga Rp 12 triliun untuk pengembangan tahap awal megaproyek Citra Maja Raya atau Maja Land seluas 2.000-2.400 hektare. Kami menggarap proyek ini bekerjasama dengan Ciputra Group melalui PT Ciputra Residence," ujar Tanto. Penyangga Jakarta Secara fisik, Maja berada di koridor barat dari sisi Kota Jakarta, sedangkan secara administrasi termasuk ke dalam tiga kabupaten berbeda yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang. Kedudukan Maja dalam konteks wilayah yang lebih luas, cukup strategis dan terletak di dua propinsi (Jawa Barat dan Banten). Beberapa area Bodetabek yang saat ini menjadi penyangga kota Jakarta untuk beberapa tahun yang akan datang akan menjadi sangat padat. Sehingga Maja punya peluang besar untuk menjadi penyangga Jakarta. Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) telah menetapkan Maja sebagai Kota Kekerabatan berdasarkan Surat Kemenpera No.02/KPTS/M/1998. Maja dirancang sebagai kawasan permukiman skala besar guna menampung kebutuhan perumahan ke depan dengan kapasitas rumah terbangun sebanyak 304.110 unit. Maja juga berpeluang jadi pusat pertumbuhan baru. Tak hanya itu, menurut Tanto, perubahan orientasi pengembang ini juga secara tidak langsung berkontribusi terhadap dekonsentrasi aktivitas bisnis, jasa, dan perdagangan dari Jakarta. Selain, tentu saja dapat menanggulangi kebutuhan perumahan yang selama ini belum terpenuhi. "Maja akan menjadi penyangga ibu kota Indonesia. Sehingga beban Jakarta tidak lagi terlalu berat. Asalkan, pemerintah serius mendukungnya dengan pengembangan infrastruktur jalan dan transportasi terintegrasi yang memadai. Sehingga saatnya kelak, harga-harga properti bisa diakses oleh kalangan bawah sekalipun," tutur Indra. Luas area Maja sendiri secara keseluruhan mencapai 10.900 Ha dengan rincian Kecamatan Maja di Kabupaten Lebak seluas 5.250 Ha, Kecamatan Cisoka dan Tigaraksa di Kabupaten Tangerang seluas 2.650 Ha, dan Kecamatan Tenjo di Kabupaten Bogor seluas 3.000 Ha. Potensi
Potensi Maja juga tak kalah besarnya jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. Maja berdekatan dengan kawasan industri Banten yakni Tangerang dengan pusatnya di Balaraja. "Keberadaan kawasan industri ini tentunya sangat mendukung wacana Maja sebagai pusat pertumbuhan baru. Terlebih Maja dapat diakses melalui Tol Jakarta-Tangerang atau Tol Tangerang-Merak," papar Tanto. Selain jalan bebas hambatan, Maja juga dapat dijangkau dari Jakarta (Tanah Abang) melalui transportasi berbasis rel ganda. (Hilda B Alexander) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa