Maja Watch, Jam Tangan Lokal yang Ramah Lingkungan



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Jam tangan tampaknya menjadi bagian penting demi menunjang aktifitas sehari-hari. Apalagi disain yang unik, dipadukan dengan bahan yang ciamik membuat jam tangan makin dilirik.

Justicia Dwita Dewi yang akrab disapa Uci merupakan salah satu pemain dalam industri ini. Ketertarikannya pada jam tangan berhasil membawanya meraup cuan dengan mendirikan Maja Watch.

Baca Juga: Rekomendasi Jam Tangan Lari Terbaik Tahun 2024 yang Baterainya Awet


Wanita berusia 38 tahun tersebut menjelaskan, Maja Watch resmi berdiri pada tahun 2021, uniknya jam tangan ini dibuat dengan bahan dasar kayu agar lebih ramah lingkungan.

“Idenya sih sebenernya pengen buat produk yang lebih ramah lingkuangn saja dan kalo kayu dia bahannya lebih ramah lingkungan dibanding dengan metal,” ujarnya kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Uci mengungkapkan bahwa Maja Watch ini merupakan hasil kerja sama artisan dengan UMKM lokal, yang kemudian didesain ulang dengan mengusung tema cerita legendaris Tanah Air salah satunya Rama dan Shinta.

Bahan kayu yang digunakan pun beraneka ragam mulai dari kayu jati, maple hingga mahoni. Selain itu, jam tangan ini juga dibalut dengan kulit asli yang didatangkan dari Jogjakarta. Dalam waktu satu bulan, Maja Watch mampu memproduksi sekitar 250 buah jam tangan dengan beragam seri.

“Kita serinya itu terinspirasi dari cerita-cerita Indonesia, ada yang seri Srikandi, Arjuna yang modelnya bulat, kemudian seri Rama-Shinta, ada seri Bajo,” sebutnya.

Baca Juga: Hadir Selama 4 Dekade, Nautica Terus Lakukan Inovasi Produk Jam Tangannya

Adapun segmentasi pasar Maja Watch banyak digandrungi oleh masyarakat berusia 25 tahun sampai 45 tahun. Sebab, usia-usia tersebut dianggap suka dengan fashion unik terlebih lagi ramah lingkungan.

Uci mengaku, dalam satu bulan penjualan Maja Watch bisa mencapai 150-200 buah jam tangan dengan harga mulai dari Rp 639 ribu untuk ukuran kecil dan Rp 689 ribu untuk ukuran besar. Dengan begitu, omzet yang didapatkan bisa mencapai sekitar Rp 120 juta per bulan.

Menembus Pasar Internasional

Wanita dengan latar belakang pendidikan teknik industri tersebut bilang, selama dua setengah tahun berdiri, Maja Watch kerap tampil di ajang pameran internasional di antaranya Berlin Design Week, Paris hingga rutin penjajakan ke Bangkok.

Uci menuturkan, Maja Watch berhasil tembus ke pasar internasional dikarenakan aktif mengikuti program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan lolos dari tahap kurasi produk.

Saat ini penjualan Maja Watch bisa ditemukan baik offline maupun online. Untuk store sendiri, Maja Watch bisa ditemui di mall besar Jakarta dan sekitarnya seperti Grand Indonesia, Gandaria City hingga Cinere 8.

Baca Juga: BABY-G Rilis Jam Tangan Terbaru, Berkolaborasi dengan Kuromi

Katanya, penjualan jam tangan ini mayoritas lewat pesanan secara online. Tak hanya itu, penjualannya juga dilakukan dengan skema business to business (B2B) bahkan di tahun 2022, Maja Watch berhasil menjadi official merchandise untuk ajang Asean Paragames.

“Ke depan harapannya toko kita ada di setiap kota besar di Indonesia, terus onlinenya semakin baik, penjualannya, kita juga pengen ekspor sih pastinya,” terang Uci.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto