BANDUNG. Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung akan dijadikan sebagai salah satu basis produksi fesyen di Indonesia. Industri di Majalaya sendiri merupakan cikal bakal industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional. Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah mengatakan industri TPT di sana sudah ada sejak tahun 1910. "Mereka bukan hanya memasok kebutuhan bahan baku tekstil untuk Jawa Barat tapi juga daerah lain di Indonesia termasuk ekspor," kata Euis dalam kunjungannya ke Majalaya, Selasa (27/9). Euis mengatakan ke depan pemerintah akan membuat branding Indonesia dengan suplai bahan baku tekstil dari IKM dari seluruh Indonesia. IKM di Majalaya akan menjadi salah satu penyuplai bahan baku. Di sisi lain, Menteri Perindustrian Ms Hidayat mengatakan sebagai basis produksi fesyen, Majalaya masih terhambat infrastruktur jalan raya yang jelek. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah terlebih dahulu akan memperbaiki infrastruktur jalan di sana. "Untuk industrinya, pemerintah juga membantu dengan program restrukturisasi mesin TPT," kata Hidayat. Kementerian Perindustrian telah memberikan bantuan permesinan kepada industri TPT di Jawa Barat dengan nilai Rp 35,44 miliar. Dengan restrukturisasi mesin diharapkan industri TPT makin berdaya saing. Pemilik CV Sandang Makmur Majalaya, Deden Suwega mendukung langkah pemerintah menjadikan Majalaya sebagai basis produksi. Menurutnya Majalaya sebagai cikal bakal industri TPT modern sejak tahun 1910. "Geliatnya terutama terasa pada era 1930-an," kata Deden. Deden mengatakan sejak masa penjajah Belanda sudah banyak perempuan di sana yang menekuni alat tenun kentreung atau gedhogan dengan bahan baku kapas dan bahan pewarna dari lingkungan sekitar. Menurutnya dulu menjadi pekerja di pabrik tenun merupakan pekerjaan paling diminati oleh warga setempat karena penghasilan yang tinggi dibanding sektor lain. Namun sejak tahun 1980-an tekstil rakyat Majalaya mulai meredup dan kalah bersaing dengan daerah lain. Saat ini, warga yang tertarik untuk bekerja di sektor itu semakin berkurang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Majalaya jadi basis produksi fesyen
BANDUNG. Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung akan dijadikan sebagai salah satu basis produksi fesyen di Indonesia. Industri di Majalaya sendiri merupakan cikal bakal industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional. Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah mengatakan industri TPT di sana sudah ada sejak tahun 1910. "Mereka bukan hanya memasok kebutuhan bahan baku tekstil untuk Jawa Barat tapi juga daerah lain di Indonesia termasuk ekspor," kata Euis dalam kunjungannya ke Majalaya, Selasa (27/9). Euis mengatakan ke depan pemerintah akan membuat branding Indonesia dengan suplai bahan baku tekstil dari IKM dari seluruh Indonesia. IKM di Majalaya akan menjadi salah satu penyuplai bahan baku. Di sisi lain, Menteri Perindustrian Ms Hidayat mengatakan sebagai basis produksi fesyen, Majalaya masih terhambat infrastruktur jalan raya yang jelek. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah terlebih dahulu akan memperbaiki infrastruktur jalan di sana. "Untuk industrinya, pemerintah juga membantu dengan program restrukturisasi mesin TPT," kata Hidayat. Kementerian Perindustrian telah memberikan bantuan permesinan kepada industri TPT di Jawa Barat dengan nilai Rp 35,44 miliar. Dengan restrukturisasi mesin diharapkan industri TPT makin berdaya saing. Pemilik CV Sandang Makmur Majalaya, Deden Suwega mendukung langkah pemerintah menjadikan Majalaya sebagai basis produksi. Menurutnya Majalaya sebagai cikal bakal industri TPT modern sejak tahun 1910. "Geliatnya terutama terasa pada era 1930-an," kata Deden. Deden mengatakan sejak masa penjajah Belanda sudah banyak perempuan di sana yang menekuni alat tenun kentreung atau gedhogan dengan bahan baku kapas dan bahan pewarna dari lingkungan sekitar. Menurutnya dulu menjadi pekerja di pabrik tenun merupakan pekerjaan paling diminati oleh warga setempat karena penghasilan yang tinggi dibanding sektor lain. Namun sejak tahun 1980-an tekstil rakyat Majalaya mulai meredup dan kalah bersaing dengan daerah lain. Saat ini, warga yang tertarik untuk bekerja di sektor itu semakin berkurang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News