Beberapa tahun belakangan, bisnis digital menyentuh semua sektor termasuk kesehatan. Maklum, sektor jasa ini punya potensi besar untuk dikembangkan secara
online. Sebab, masyarakat makin mengenal peran digital guna memenuhi kebutuhan. Kebanyakan perusahaan rintisan alias
start-up kesehatan (
health tech) berupa konsultasi antara pasien dengan dokter secara
online atau penjualan alat kesehatan. Tapi saat ini, ada
start-up yang mempertemukan pasien dengan perawat yakni Homecare24. Sejatinya, bisnis perawatan pasien di rumah bukanlah usaha baru. Beberapa rumahsakit juga menawarkan jasa ini.
Namun, belum banyak yang melirik potensinya untuk dijadikan bisnis digital. Kalaupun ada, manajemennya kurang optimal. Misalnya, tidak ada standardisasi tarif perawat untuk merawat pasien di rumah. Jumlah sumber daya manusia pun terbatas. Sehingga, sering tidak tersedia perawat ketika ada pesanan yang masuk dari klien. Nah, berangkat dari sejumlah masalah tersebut lahirlah Homecare24 yang diinisiasi Theresia Lumban Gaol. Pengalaman pribadi juga yang mendasari jebolan Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia (UI) ini merintis usaha penyedia jasa
home care sejak Desember 2016 lalu. Dia pernah kesulitan mendatangkan perawat profesional untuk merawat anggota keluarganya yang tengah sakit. Maret lalu, Homecare24 mulai menerima order. Theresia bilang, transaksi Homecare24 bertambah dua kali lipat saban bulan. “Sampai Juli lalu, kami sudah memperoleh transaksi hingga Rp 300 juta,” kata perempuan kelahiran Pematangsiantar, Sumatra Utara, ini. Theresia yang juga
Chief Executive Officer (CEO) Homecare24 memulai bisnis dengan menggandeng rekannya, Alexander Horison yang punya latar belakang teknologi informasi (IT). Sebagai
Chief Technology Officer (CTO), Alexander berperan membuat aplikasi yang memudahkan pasien untuk memesan jasa perawat. Aplikasi Homecare24 bisa diunduh di ponsel pintar berbasis Android dan iOS sejak Juni lalu. Untuk mengembangkan aplikasi ini, Theresia menggelontor dana hingga Rp 300 juta. Saat ini, menurut Theresia, ada 800 orang yang mengunduh aplikasi Homecare24 dan 100 anggota yang sudah mendaftarkan diri. Pasien atau keluarga pasien bisa memesan jasa perawat per jam, harian, atau bulanan. Tarifnya mulai Rp 200.000 per jam. Kalau pesan jasa perawat selama sehari, tarif yang dikenakan Rp 1 juta dan bulanan mulai Rp 5 juta. Sementara, untuk jasa pengasuh atawa
caregiver, tarifnya mulai Rp 100.000 per jam dengan order minimal selama dua jam. Ada 800 perawat Di Homecare24, Theresia membedakan layanan perawat dengan
caregiver. Perbedaannya terletak pada layanan medis yang dibutuhkan pasien. Jika semata butuh untuk menjaga pasien tanpa tindakan medis seperti menyuntik, pasien bisa memesan jasa
caregiver. Sejauh ini, sudah 800 perawat dan
caregiver yang bergabung dengan Homecare24. Sebagian besar atau 70% di antaranya merupakan perawat yang juga bekerja di rumahsakit. Sisanya, bekerja penuh waktu untuk melayani pesanan perawat atau
caregiver di Homecare24. Cara kerja Homecare24 mirip pemesanan jasa transportasi
online. Setelah mendaftarkan diri di aplikasi, Anda bisa memilih jasa yang dibutuhkan: perawat atau
caregiver. Lalu, pilih waktu perawatan atau tindakan medis yang dibutuhkan. Selanjutnya, aplikasi Homecare24 akan memunculkan profil perawat yang tersedia sesuai kebutuhan pasien. Selain tarif perawatan, aplikasi juga akan menampilkan biaya transportasi untuk mendatangkan perawat atau
caregiver ke rumah pasien. Ambil contoh, pasien memerlukan jasa perawat selama sejam di daerah Jabodetabek. Tarifnya mulai Rp 230.000. Tapi, kalau membutuhkan jasa perawat untuk sebulan atau lebih, pemesanan harus dilakukan secara manual, lewat telepon. Soalnya, Theresia akan melakukan observasi dulu ke pasien atau keluarga pasien yang memesan lewat Homecare24. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pasien secara spesifik. Baru setelah itu, Theresia bakal memilih perawat yang memang berpengalaman menangani pasien dengan kondisi penyakit serupa. Contoh, pasien dengan sakit kanker, tentu butuh jasa perawat yang sudah pernah merawat pasien penderita kanker untuk tahu penanganan secara detail. “Sebagai mak comblang, kami tidak mungkin mempertemukan pria usia 30 tahun dengan perempuan umur 15 tahun,” tegasnya memberikan ilustrasi. Ketika datang ke rumah pasien, perawat akan meminta tandatangan sebagai bentuk persetujuan untuk dirawat. Setelah masa perawatan usai, perawat menulis laporan yang isinya evaluasi kondisi pasien sebelum dan sesudah perawatan. Theresia mengungkapkan, sebesar 70% dari tarif jasa di Homecare24 merupakan hak perawat atau
caregiver yang jadi mitra mereka. Sisanya yang 30% jadi hak Homecare24 yang akan digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan rencana pemberian bonus bagi para mitra. “Biaya transportasi atau kalau ada tip, sepenuhnya hak mitra kami,” tuturnya. Cari pendanaan Semua perawat yang jadi mitra Homecare24, Theresia menegaskan sudah punya sertifikat berupa Surat Tanda Registrasi (STR). Sertifikat ini merupakan tanda bahwa perawat memang punya keahlian untuk merawat. Sementara untuk
caregiver, Theresia hanya merekrut alumni D3 Keperawatan saja. Tapi, tidak semua perawat profesional diterima jadi mitra Homecare24. “Kami akan melakukan wawancara dulu, apakah perawat tersebut memang mau melayani pasien, bukan sekadar bekerja untuk mendapatkan uang,” ucap Theresia yang meski lulus Fakultas Keperawatan UI belum pernah bekerja sebagai perawat. Selama tiga tahun, ia malah bekerja di sebuah perusahaan e-commerce. Perempuan kelahiran 23 Oktober 1990 ini mengaku tidak mudah mendapatkan perawat yang mau jadi mitra Homecare24. Ia mendatangi lebih dari 100 rumahsakit untuk merekrut para perawat. Banyak perawat yang pesimistis dengan model bisnis yang dia jalani. Akan tetapi, menurut Theresia, Homecare24 justru hadir untuk mengangkat citra perawat di mata masyarakat. Selama ini, pasien yang memperkerjakan perawat di rumah juga memperlakukan perawat sebagai asisten rumahtangga. Meski begitu, banyak juga keluarga pasien yang merasa tarif yang dipatok Homecare24 cukup mahal. Theresia mencontohkan, dari 200 orang yang menghubungi Homecare24, hanya 50% yang kemudian memesan jasa perawat setelah tahu tarif yang dikenakan. Hanya, Theresia menegaskan, bila untuk pos hiburan seseorang bisa mengeluarkan banyak uang, seharusnya untuk keperluan kesehatan keluarga jangan cari tarif yang murah. “Toh, jasa yang diberikan pasti maksimal. Kalau tidak puas, maka kami berikan garansi untuk mengganti perawat,” tegasnya. Untuk mengembangkan Homecare24, bulan depan Theresia juga menawarkan jasa dokter dan fisioterapi untuk didatangkan ke rumah. Dalam jangka panjang, ia berharap, melalui Homecare24, setiap keluarga bisa punya dokter dan perawat pribadi. Dus, untuk urusan kesehatan, semua orang bisa memiliki tenaga medis yang bisa dipercaya untuk merawat atau memberi setiap informasi yang dibutuhkan. Theresia mengklaim sudah dilirik beberapa investor dan perusahaan modal ventura yang tertarik mengucurkan dana untuk pengembangan Homecare24. Beberapa pemodal justru berminat untuk membuka cabang Homecare24 di luar Jabodetabek. Tapi, ia dan timnya butuh waktu untuk membuat bisnisnya lebih stabil.
Dan belakangan, Theresia juga mengamati banyak
start-up serupa bermunculan. Tapi, itu justru memacu dia untuk memajukan perusahaan rintisannya. Dengan banyaknya kompetitor, kesadaran mengenai jasa perawat
online juga semakin kuat di mata masyarakat. Akhir tahun nanti, Theresia menargetkan, Homecare24 sudah bisa mengantongi pendanaan dari perusahaan modal ventura. “Kalau ada yang se-visi, tentu kami terima, tapi kami mau berusaha sendiri dulu,” sebut dia. Rencananya, ia mau membuka cabang Homecare24 di beberapa kota, seperti Semarang, Surabaya, dan Bali. Jadi mencomblangi pasien dan perawat lebih banyak lagi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: S.S. Kurniawan