KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis makanan hingga kini masih menjadi pilihan para usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Termasuk, jajanan atau buah tangan dari produk makanan. Di setiap daerah, bisnis buah tangan atau oleh-oleh produk makanan kerap dijumpai. Terutama, di daerah-daerah yang kerap para wisatawan kunjungi. Salah satunya, di Banyuwangi, Jawa Timur. Di kabupaten yang terletak di ujung timur Jawa ini, terdapat salah satu gerai produk makanan khas setempat. Namanya: Oreng Osing. UMKM ini menawarkan beragam produk jajanan khas lokal. Sebut saja, sale yang terbuat dari buah pisang serta buah naga. Kemudian bolu, bagiak, basreng.
Untuk memasarkan beragam produk jajanan tersebut, Alan Ahmad Maulana, Pemilik Oreng Osing, melakukan skema
business to business (B2B).
Baca Juga: Berkat kreativitas, Arief sukses berbisnis keripik pepaya Cara ini dia lakukan untuk bisa memperluas pasar Oreng Osing, sambil mengoptimalkan pasar di sekitar Banyuwangi. Lewat strategi B2B tersebut, ia secara perlahan bisa memperluas pasar dari Oseng Osing. Kini, produk jajanan Oreng Osing sudah dipasarkan di 270 pusat oleh-oleh yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur. Tak hanya itu, produk Oseng-Osing juga sudah merambah ke Bali. Selain pusat oleh-oleh, jajanan dari Oreng Osing juga bisa dijumpai di jaringan ritel modern yang juga tersebar di Jawa Timur sampai Bali. Alan menjual produknya dengan harga mulai Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per kemasan. Tak puas sampai di situ, Alan pun mulai memperluas jaringan pasar Oreng Osing, Yakni, dengan memanfaatkan penjualan daring. Hasilnya, sekarang, porsi penjualan dari kanal online berkontribusi hingga 15% dari total penjualan Oseng Osing. Setelah bisa mengoptimalkan pasar domestik, terutama di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya, Alan pun melirik pasar yang lebih luas. Yakni, pasar mancanegara. Lewat skema B2B, Alan kini rutin mengantongi kontrak ekspor produk jajanan sebanyak 100-200 satuan kemasan dua bulan sekali. Dia mengirimkannya ke Jepang dan Australia. "Memang, masih belum banyak, tapi sudah ekspor rutin dua bulan sekali ke Jepang dan Australia," kata Alan kepada KONTAN dijumpai di Banyuwangi belum lama ini. Alhasil, Alan mengklaim, sekarang bisa mengantongi omzet penjualan hingga Rp 1,5 miliar per tahun.
"Sekitar 60%-nya berasal dari produk bagiak," ujar dia. Alan mengakui, pencapaian tersebut tak luput dari hasil binaan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Melalui binaan YDBA, ia bisa memangkas biaya produksi secara signifikan. Ini membuatnya bisa meningkatkan produksi dan pendistribusian produk Oreng Osing. Bahkan, dari hasil efisiensi tersebut, Alan sudah bisa memberikan fasilitas BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan bagi seluruh karyawannya yang saat ini berjumlah 16 orang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon