JAKARTA. Peningkatan penjualan ritel pada Lebaran 2017 ini tak sesuai harapan para pelaku industri ritel di Indonesia. Meski begitu, analis beranggapan turunnya pertumbuhan penjualan ritel ini tak serta merta langsung berdampak pada saham emiten konsumer di bidang makanan dan minuman. Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, penjualan ritel domestik seluruh format yang hanya tumbuh 5%-6% selama periode hari raya Idul Fitri lalu dibanding bulan biasa, tak berarti masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami pelemahan daya beli. "Yang terjadi saat ini bukan pelemahan daya beli, melainkan perubahan gaya hidup masyarakat yang kini beralih ke belanja online," kata David saat dihubungi KONTAN beberapa hari lalu.
Makanan minuman kebal penurunan belanja Lebaran
JAKARTA. Peningkatan penjualan ritel pada Lebaran 2017 ini tak sesuai harapan para pelaku industri ritel di Indonesia. Meski begitu, analis beranggapan turunnya pertumbuhan penjualan ritel ini tak serta merta langsung berdampak pada saham emiten konsumer di bidang makanan dan minuman. Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, penjualan ritel domestik seluruh format yang hanya tumbuh 5%-6% selama periode hari raya Idul Fitri lalu dibanding bulan biasa, tak berarti masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami pelemahan daya beli. "Yang terjadi saat ini bukan pelemahan daya beli, melainkan perubahan gaya hidup masyarakat yang kini beralih ke belanja online," kata David saat dihubungi KONTAN beberapa hari lalu.