JAKARTA. Industri makanan dan tembakau menjadi salah satu sektor usaha yang tak terlalu terkena dampak krisis ekonomi global tahun ini. Produksi maupun penjualan untuk dua sektor tersebut di pasar dalam negeri masih baik, walaupun ekspornya tidak begitu baik. Karena itu, Departemen Perindustrian (Depperin) memperkirakan, tahun ini, industri makanan dan tembakau tetap tumbuh hingga 15% dari tahun lalu. Bahkan, pemerintah yakin, kondisi seperti ini masih akan berlangsung hingga tahun depan. Karena itu, nilai tambah industri makanan dan tembakau yang menurut perkiraan Depperin akan mencapai Rp 161,23 triliun tahun ini bisa tumbuh sekitar 8,66% atau Rp 13,966 triliun jadi Rp 175,20 triliun pada tahun depan. Jika angka itu tercapai, kontribusi nilai tambah makanan dan tembakau terhadap total nilai tambah industri nasional tahun depan akan mencapai 32,25%. Total nilai tambah industri nasional sendiri, menurut perkiraan Depperin, akan mencapai Rp 543,296 triliun di 2010.
Makanan & Tembakau Bertahan Saat Krisis
JAKARTA. Industri makanan dan tembakau menjadi salah satu sektor usaha yang tak terlalu terkena dampak krisis ekonomi global tahun ini. Produksi maupun penjualan untuk dua sektor tersebut di pasar dalam negeri masih baik, walaupun ekspornya tidak begitu baik. Karena itu, Departemen Perindustrian (Depperin) memperkirakan, tahun ini, industri makanan dan tembakau tetap tumbuh hingga 15% dari tahun lalu. Bahkan, pemerintah yakin, kondisi seperti ini masih akan berlangsung hingga tahun depan. Karena itu, nilai tambah industri makanan dan tembakau yang menurut perkiraan Depperin akan mencapai Rp 161,23 triliun tahun ini bisa tumbuh sekitar 8,66% atau Rp 13,966 triliun jadi Rp 175,20 triliun pada tahun depan. Jika angka itu tercapai, kontribusi nilai tambah makanan dan tembakau terhadap total nilai tambah industri nasional tahun depan akan mencapai 32,25%. Total nilai tambah industri nasional sendiri, menurut perkiraan Depperin, akan mencapai Rp 543,296 triliun di 2010.