MAKASAR. Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai berbenah untuk mewujudkan daerahnya menjadi sentra perikanan di wilayah Indonesia Timur. "Saat ini kita bertahap sedang membangun cold storage di bandar udara International Sultan Hasanudin," ujar Agus Arifin Nu'mang Selasa malam (8/12). Agus menjelaskan saat ini Sulsel memiliki bandara international yang bisa dijadikan lokasi ekspor hasil ikan langsung ke berbagai negara. "Ikan dari Papua, Maluku dan Sulawesi tidak perlu lagi ke Jakarta untuk melakukan ekspor, nanti bisa dilakukan dari Makasar," kata Agus dalam acara ramah tamah dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad. Selain didukung bandar udara, Makasar juga sedang berbenah untuk membangun pelabuhan Nusantara yang bisa didatangi kapal ikan di atas 10 GT. Selain itu terdapat juga pelabuhan Makasar yang sudah bisa melakukan arus ekspor impor untuk peti kemas. Sulsel memiliki garis pantai yang cukup panjang, yaitu 1.900 km dengan jumlah pulau 260 pulau dan terdapat 24 kabupaten/kota yang sangat berperan dalam produksi ikan. Namun sayang, potensi ini menurut Agus belum sepenuhnya bisa digarap oleh sektor swasta karena seretnya kredit dari perbankan. "Sektor perbankan belum berani melakukan pembiayaan," jelasnya. Komoditi perikanan penting di Sulsel di antaranya adalah udang, bandeng, rumput laut, tuna dan cakalang. Sementara itu Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad berharap agar Sulsel menjadi daerah unggulan bagi perikanan tangkap di Indonesia. "Sekarang potensi yang ada hanya di wilayah Timur, daerah yang lain sudah over fishing," jelasnya. Fadel juga menjanjikan kalau pembangunan industri perikanan tangkap akan diarahkan ke wilayah timur, di antaranya pembangunan pelabuhan dan infrastruktur jalan. "Karena kebutuhannya di sini (Timur) besar sekali," jelasnya.
Makasar akan Menjadi Sentra Perikanan Indonesia Timur
MAKASAR. Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai berbenah untuk mewujudkan daerahnya menjadi sentra perikanan di wilayah Indonesia Timur. "Saat ini kita bertahap sedang membangun cold storage di bandar udara International Sultan Hasanudin," ujar Agus Arifin Nu'mang Selasa malam (8/12). Agus menjelaskan saat ini Sulsel memiliki bandara international yang bisa dijadikan lokasi ekspor hasil ikan langsung ke berbagai negara. "Ikan dari Papua, Maluku dan Sulawesi tidak perlu lagi ke Jakarta untuk melakukan ekspor, nanti bisa dilakukan dari Makasar," kata Agus dalam acara ramah tamah dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad. Selain didukung bandar udara, Makasar juga sedang berbenah untuk membangun pelabuhan Nusantara yang bisa didatangi kapal ikan di atas 10 GT. Selain itu terdapat juga pelabuhan Makasar yang sudah bisa melakukan arus ekspor impor untuk peti kemas. Sulsel memiliki garis pantai yang cukup panjang, yaitu 1.900 km dengan jumlah pulau 260 pulau dan terdapat 24 kabupaten/kota yang sangat berperan dalam produksi ikan. Namun sayang, potensi ini menurut Agus belum sepenuhnya bisa digarap oleh sektor swasta karena seretnya kredit dari perbankan. "Sektor perbankan belum berani melakukan pembiayaan," jelasnya. Komoditi perikanan penting di Sulsel di antaranya adalah udang, bandeng, rumput laut, tuna dan cakalang. Sementara itu Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad berharap agar Sulsel menjadi daerah unggulan bagi perikanan tangkap di Indonesia. "Sekarang potensi yang ada hanya di wilayah Timur, daerah yang lain sudah over fishing," jelasnya. Fadel juga menjanjikan kalau pembangunan industri perikanan tangkap akan diarahkan ke wilayah timur, di antaranya pembangunan pelabuhan dan infrastruktur jalan. "Karena kebutuhannya di sini (Timur) besar sekali," jelasnya.