Makin banyak pebisnis terjun ke hotel bujet



JAKARTA. Bisnis hotel berbiaya rendah alias hotel bujet kian diminati. Terbukti, PT Ciputra Development Tbk yang selama ini bermain di residensial, memutuskan akan terjun ke hotel bujet. Tahun depan, Ciputra akan membangun tiga hotel bujet di Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Tulus Santosa, Direktur Keuangan Ciputra mengakui saat ini hotel bujet lagi tren. Hotel ini digemari oleh kalangan pebisnis yang menginginkan tempat menginap berbiaya rendah. Sebab itu Ciputra memilih lokasi di pusat kota. "Di lokasi tersebut sudah lengkap transportasi umum dan dekat perkantoran," tutur Tulus kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Ciputra menganggarkan investasi senilai Rp Rp 30 miliar-Rp 50 miliar untuk membangun satu hotel. Luas satu hotel ini berkisar 5.000 meter persegi (m²) sampai satu hektare (ha). Ciputra menargetkan hotel bujet beroperasi dua tahun mendatang dengan okupansi rata-rata 80%.


Fasilitas terbatas

Nantinya setiap hotel akan berisi 100-150 unit kamar. Sebagai hotel bujet, hotel ini tidak menyediakan spa, kolam renang yang luas, atau ruang pertemuan yang besar. Namun, tarif yang ditawarkan terjangkau, sekitar Rp 400.000 per malam.

Menurut Tulus, fasilitas yang terbatas di hotel bujet ada alasannya. "Kalau dibikin terlalu lengkap toh tamu enggak pernah menikmati, baru dua malam sudah harus keluar kota lagi," papar Tulus.

Selain Ciputra, PT Surya Semesta Internusa Tbk juga berniat melebarkan bisnisnya ke hotel bujet. Mulai tahun depan, pengembang kawasan industri ini berniat membangun hotel bujet di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Utari Sulistiowati, Sekretaris Perusahaan Surya mengatakan, dalam ekspansi ini, perusahaan akan membangun 5.000 unit kamar hotel bujet. Adapun satu hotel terdiri dari 150 unit kamar. "Pengembangan hotel bujet cocok di kawasan perdagangan dan bisnis. Itu sebabnya Jakarta masih memerlukan hotel bujet karena banyak kawasan bisnis," ujar Utari.

Dalam mengembangkan hotel bujet, Surya akan membentuk perusahaan operator dan membuka peluang berkongsi dengan mitra. Pengembang lain, PT Intiland Development Tbk juga akan meresmikan hotel budget Whiz Hotel Kuta, Bali, hari ini (19/12). Selama 2011-2016 Intiland berniat membangun 60 hotel bujet dengan investasi Rp 50 miliar-Rp 70 miliar per hotel.

Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan Intiland mengatakan, pembukaan Whiz Hotel di Bali menjadikan total hotel bujet Intiland mencapai tiga unit. "Kami akan bangun lagi lima hotel bujet tahun depan," tutur Theresia.

Ia memandang, hotel bujet atau berbiaya rendah prospektif. Buktinya, permintaannya terus meningkat. Intiland membanderol tarif sewa Whiz Hotel sebesar Rp 400.000-Rp 600.000 per malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can