KONTAN.CO.ID -Â WASHINGTON. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sedang menyelidiki 109 kasus hepatitis akut misterius pada anak-anak, termasuk lima kematian yang dilaporkan. Kasus di AS merupakan bagian dari fenomena global yang tidak bisa dijelaskan yang melibatkan ratusan kasus, dengan Indonesia pada pekan ini juga melaporkan tiga kematian terkait hepatitis akut misterius. Inggris pada Jumat (6/5) mengumumkan, jumlah kasus hepatitis akut misterius meningkat menjadi 163, mayoritas berusia di bawah lima tahun, tanpa kematian.
"Penyelidik, baik di sini (AS) maupun di seluruh dunia, bekerja keras untuk menentukan penyebabnya," kata Jay Butler, Wakil Direktur Penyakit Menular CDC, Jumat (6/5), seperti dikutip
Channel News Asia. Baca Juga: Pemerintah Investigasi Penyebab Hepatitis Misterius CDC berpikir, kasus-kasus itu mungkin terkait dengan gelombang jenis virus yang disebut adenovirus, tetapi mencoba untuk mengonfirmasi teori tersebut. Sebanyak 90% kasus hepatitis akut misterius di AS menjalani rawat inap di rumah sakit, dengan 14% membutuhkan transplantasi hati. Usia rata-rata kasus adalah dua tahun, dan sebagian besar pulih sepenuhnya. CDC mengeluarkan peringatan kesehatan pada akhir April lalu yang memberi tahu dokter dan otoritas kesehatan masyarakat untuk waspada terhadap kasus serupa, dan mulai memeriksa catatan hingga 1 Oktober 2021. Sebuah studi yang rilis minggu lalu berfokus pada sembilan kasus di Alabama, mengesampingkan paparan umum lainnya, termasuk virus hepatitis A, B, dan C, yang biasanya merupakan penyebab penyakit.
Baca Juga: Kasus Hepatitis Akut Misterius di Indonesia Bertambah, Ini Ciri-Cirinya CDC tidak berpikir kasus tersebut terkait dengan vaksinasi Covid-19 karena "sebagian besar" kasus terlalu muda untuk memenuhi syarat, Butler mengungkapkan. Penyakit kuning dan muntah adalah gejala yang paling umum dialami oleh anak-anak yang terkena hepatitis akut misterius. Lebih dari separuh kasus dinyatakan positif adenovirus 41, virus yang biasanya dikaitkan dengan gastroenteritis, tetapi bukan hepatitis pada anak-anak yang sehat. "Karena tautan ke adenovirus, saya akan menyebutnya sebagai virus teratas dalam daftar virus yang menarik," kata Butler. "Tetapi kami tidak tahu, apakah adenovirus sendiri yang menyebabkan kasus, atau apakah ada reaksi kekebalan terhadap jenis adenovirus ini".
Editor: S.S. Kurniawan