KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perdana Gapuraprima Tbk (
GPRA) berhasil menumbuhkan kinerja keuangan pada periode semester pertama. Manajemen GPRA pun optimistis bisa melanjutkan tren pertumbuhan disisa tahun ini hingga mencapai 10%-15% dibandingkan tahun lalu. Direktur Utama Perdana Gapuraprima Arvin F. Iskandar mengatakan, kucuran insentif serta penawaran produk properti yang diminati masyarakat menjadi faktor pendongkrak kinerja penjualan GPRA pada paruh pertama 2021. Adapun insentif yang menjadi katalis positif bagi GPRA terutama Pajak Pertambahan Nilai yang Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), serta insentif perbankan seperti penurunan suku bunga dan kebijakan kredit properti tanpa uang muka (DP).
"Suka bunga pinjaman KPR KPA cukup menarik. Persetujuannya juga lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya. Kami juga membangun produk-produk rumah dengan
design yang sesuai kebutuhan prokes, banyak ruang terbuka dengan harga terjangkau," terang Arvin saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (14/9).
Baca Juga: Perdana Gapuraprima (GPRA) bidik pertumbuhan penjualan hingga 10% pada tahun ini Merujuk pada laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia, dalam periode enam bulan pertama GPRA membukukan penjualan bersih sebesar Rp 152,25 miliar atau naik 6% dibandingkan raihan periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 143,55 miliar. Dari sisi
bottom line, GPRA bisa menumbuhkan laba bersih secara signifikan. Pada semester I-2021, GPRA berhasil mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 21,18 miliar. Meroket 1.694,9% dibandingkan raihan semester I-2020 yang sebesar Rp 1,18 miliar. Arvin merinci, pendapatan GPRA dikontribusikan dari segmen perumahan sebanyak 60%, dan sisanya berasal dari segmen apartemen. Adapun proyek yang menopang penjualan GPRA berasal dari Cluster Savanna dan komplek ruko-
office di Bukit Cimanggu City, Bogor. Lalu ada proyek perumahan Metro Cilegon serta apartemen Bellevue Place di MT Haryono, Jakarta. Pada semester kedua, GPRA pun terus agresif menggarap sejumlah proyek properti. Setidaknya ada tiga proyek yang sedang fokus digarap GPRA di sisa tahun ini, yakni perumahan Gardenville Pamoyanan di Bogor seluas 15 haktare (ha), Cluster Savanna Bukit Cimanggu City 25 ha, dan Metro Cilegon 15 ha.
Dengan tren pemulihan ekonomi, ditambah dengan kucuran insentif serta produk properti yang terus dikembangkan, GPRA pun optimistis bisa meraih kenaikan kinerja sesuai target di akhir 2021.
"Kami harapkan apabila pandemi Covid-19 bisa diatasi, (kinerja GPRA di 2021) akan mengalami kenaikan 10%-15%," ungkap Arvin. Guna menopang proyek-proyek yang sedang digarap, GPRA menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 300 miliar. Dana capex tersebut bersumber dari perbankan dan
cash flow penjualan atau
receivable. "(Sampai Agustus) terpakai 40%. Capex dialokasikan untuk
development perumahan dan penyelesaian proyek yang berjalan," pungkas Arvin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari