KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri transportasi berbasis platform digital alias
ride hailing menjadi tumpuan bagi pekerja saat keluar dari sektor formal. Pekerjaan sebagai driver ojek online (ojol) pun menjadi bantalan bagi gig worker (pekerja lepas) di tengah tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) dan terbatasnya lapangan kerja formal. Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan, saat seseorang tidak kunjung mendapatkan pekerjaan formal, pilihan yang pertama bukanlah menjadi buruh, tukang, atau pekerjaan non-formal lain seperti supir pribadi. Yang pertama orang akan pilih saat ini adalah masuk ke platform
ride hailing. "Pekerjaan sebagai driver ojol menawarkan beberapa kelebihan, yakni fleksibilitas, kemudahan untuk dimasuki, dan memberikan income yang cukup. Mereka juga bisa melakukan hal yang lain," ujar Piter dalam keterangannya, Sabtu (19/10).
Berdasarkan hasil survei yang digelar Segara Research Institute di Jabodetabek, Yogyakarta, dan Makassar, pekerjaan informal memiliki hambatan untuk masuk yang relatif rendah dengan persyaratan bekerja yang minimal. Selain tidak ada persyaratan pendidikan, juga tidak ada modal yang memberatkan. Tidak mengherankan apabila kemudian pekerjaan informal menjadi pilihan utama ketika pekerja di sektor formal harus berhenti bekerja, baik karena diberhentikan (PHK) atau dikarenakan mengundurkan diri secara sukarela dengan berbagai alasan. Dibandingkan pekerjaan informal lainnya, survei Segara Research Institute menyebutkan, ada berbagai kelebihan yang ditawarkan pekerjaan sebagai driver ojol. Meski sama-sama memiliki karakteristik fleksibel, driver ojol tidak terikat pada jam kerja yang ketat. Driver ojol bahkan bisa menentukan sendiri hari kerja maupun jumlah jam kerja mereka. Piter menambahkan, pekerjaan informal di platform
ride hailing juga menawarkan kelebihan dari sisi fasilitas. Pekerja informal pada umumnya tidak memperoleh jaminan keselamatan kerja maupun jaminan kesehatan. Namun, lebih dari 50% responden driver ojol menyatakan, mendapatkan bantuan fasilitas untuk mendapatkan jaminan keselamatan kerja dan sekitar 40% menyatakan adanya bantuan dari pemberi kerja untuk mendapatkan jaminan kesehatan. "Meski biaya ditanggung sendiri, namun mereka difasilitasi oleh penyedia platform digital untuk mendapatkan jaminan keselamatan kerja. Ini berbeda dibandingkan pekerja informal lainnya yang dengan tegas menyatakan tidak mendapatkan jaminan keselamatan kerja dan jaminan kesehatan," tutur Pieter. Selain itu, keunggulan lain dari pekerjaan driver ojol adalah pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan penghasilan yang diperoleh oleh pekerja informal lainnya. "Driver ojol ini merupakan pekerja mandiri. Mereka tidak menjadi pegawai platform, melainkan difasilitasi oleh platform digital. Dari sisi fleksibilitas, beban kerja, jaminan kesehatan, jaminan kesehatan, dan tingkat penghasilan, mereka relatif paling baik di antara seluruh pekerjaan informal," tegas Piter. Menurut Piter, semua orang tentu saja menginginkan pekerjaan formal. Sayangnya, dari 3 juta-4 juta angkatan kerja baru setiap tahun, yang bisa masuk ke pekerjaan formal hanya sekitar 1 juta orang. Sementara sebanyak 2 juta-3 juta orang lagi terpaksa masuk ke pekerjaan informal. Ini disebabkan oleh kegagalan pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup.
"Karena itu, tugas pemerintah bukanlah memformalkan pekerjaan informal karena pekerjaan informal merupakan penampung sementara. Pemerintah harusnya fokus meningkatkan derap ekonomi kita untuk memberikan pekerjaan formal ke angkatan kerja kita," jelas Piter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Fahriyadi .