ATHENA. Yunani berada di titik nadir untuk menyelamatkan perekonomian negara. Diperkirakan, Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras akan kembali menyampaikan permintaan tambahan waktu untuk melaksanakan reformasi keuangan ketika bertemu dengan Presiden Prancis Francois Hollande.Pertemuan di Paris ini terjadi sehari setelah Samaras meminta agar negaranya "diberi ruang bernapas" selama pembicaraan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.Merkel menghendaki Yunanti tetap tinggal di zona euro namun harus mematuhi persyaratan dana bailout. Hal senada juga diramal akan ditegaskan oleh Hollande.Merkel dan Hollande bertemu pada Kamis lalu untuk membicarakan masalah utang Yunani dan mendesak agar Athena tetap menjalankan reformasi ekonomi termasuk struktur pegawai negeri di sana.Situasi memburukPengajuan perpanjangan waktu oleh Yunani didorong oleh kondisi ekonomi negeri Para Dewa ini yang bukannya membaik, namun semakin terpuruk.Menurut Hollande, pemerintah Yunani berada dalam tekanan untuk memenangkan sebuah konsesi dari Eropa, bersamaan dengan upaya mendamaikan negara dari kerusuhan sosial.Setelah pembicaraan Jumat lalu dengan Merkel di Berlin, Samaras mengatakan : "Yunani akan berpegang pada komitmen dan memenuhi kewajiban,". Menurt dia, fakta ini saudah terjadi.Dalam hal ini Samaras menegaskan, bahwa Yunani tak memerlukan tambahan uang melainkan hanya perpanjangan waktu.Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Komisi Eropa, lembaga donor yang tergabung dalam Troika tengah memeriksa apakah Yunani melakukan kemajuan dalam mereformasi keuangan publik.Yunani melanjutkan akses ke paket bailout menurut laporan dari tiga lembaga itu, dan secara resmi akan diumumkan pada bulan depan.Yunani berupaya untuk memfinalisasi sebuah paket 11,5 milliar euro dari pengurangan belanja negara selama dua tahun kedepan.Selain itu yang pertanyakan adalah mengenai reformasi ekonomi dan struktural, termasuk perubahan pasar tenaga kerja dan privatitsasi.Kebijakan ini perlu dilakukan untuk pengucuran dana 33,5 milliar euro yang merupakan ciclian tahap kedua dari bailout 130 milliar euro.Yunani butuh dana tersebut untuk membayar beban utangnya. Jika gagal negara itu terpaksa keluar dari zona euro.
Makin sekarat, Yunani minta perpanjangan waktu
ATHENA. Yunani berada di titik nadir untuk menyelamatkan perekonomian negara. Diperkirakan, Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras akan kembali menyampaikan permintaan tambahan waktu untuk melaksanakan reformasi keuangan ketika bertemu dengan Presiden Prancis Francois Hollande.Pertemuan di Paris ini terjadi sehari setelah Samaras meminta agar negaranya "diberi ruang bernapas" selama pembicaraan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.Merkel menghendaki Yunanti tetap tinggal di zona euro namun harus mematuhi persyaratan dana bailout. Hal senada juga diramal akan ditegaskan oleh Hollande.Merkel dan Hollande bertemu pada Kamis lalu untuk membicarakan masalah utang Yunani dan mendesak agar Athena tetap menjalankan reformasi ekonomi termasuk struktur pegawai negeri di sana.Situasi memburukPengajuan perpanjangan waktu oleh Yunani didorong oleh kondisi ekonomi negeri Para Dewa ini yang bukannya membaik, namun semakin terpuruk.Menurut Hollande, pemerintah Yunani berada dalam tekanan untuk memenangkan sebuah konsesi dari Eropa, bersamaan dengan upaya mendamaikan negara dari kerusuhan sosial.Setelah pembicaraan Jumat lalu dengan Merkel di Berlin, Samaras mengatakan : "Yunani akan berpegang pada komitmen dan memenuhi kewajiban,". Menurt dia, fakta ini saudah terjadi.Dalam hal ini Samaras menegaskan, bahwa Yunani tak memerlukan tambahan uang melainkan hanya perpanjangan waktu.Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Komisi Eropa, lembaga donor yang tergabung dalam Troika tengah memeriksa apakah Yunani melakukan kemajuan dalam mereformasi keuangan publik.Yunani melanjutkan akses ke paket bailout menurut laporan dari tiga lembaga itu, dan secara resmi akan diumumkan pada bulan depan.Yunani berupaya untuk memfinalisasi sebuah paket 11,5 milliar euro dari pengurangan belanja negara selama dua tahun kedepan.Selain itu yang pertanyakan adalah mengenai reformasi ekonomi dan struktural, termasuk perubahan pasar tenaga kerja dan privatitsasi.Kebijakan ini perlu dilakukan untuk pengucuran dana 33,5 milliar euro yang merupakan ciclian tahap kedua dari bailout 130 milliar euro.Yunani butuh dana tersebut untuk membayar beban utangnya. Jika gagal negara itu terpaksa keluar dari zona euro.