KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah hari ini makin melemah di pasar spot. Mengutip
Bloomberg pada Senin (29/6) pukul 13.37 WIB, rupiah berada di level Rp 14.253 per dolar AS. Dengan begitu, rupiah melemah 0,23% dari penutupan pada akhir pekan lalu yakni di level Rp 14.220 per dolar AS.
Baca Juga: Makin lesu, rupiah melemah 0,15% ke level Rp 14.242 per dolar AS Kurs rupiah hari ini sendiri diprediksi masih berpeluang melanjutkan tren pelemahan. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai pasar saat ini masih diselimuti ketidakpastian yang tinggi. Kendati demikian, Ibrahim memperkirakan, pelemahan rupiah cenderung terbatas. "Pasar saat ini masih cenderung akan menghindari aset berisiko seiring rilis dari IMF yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi. Ditambah lagi, gelombang kedua virus corona semakin menghantui setelah kasus positif semakin melonjak di berbagai negara," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Minggu (28/6) Setali tiga uang, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, rupiah pada esok hari akan mengalami koreksi. Bhima menilai, dari sisi eksternal, penyebaran virus corona masih jadi sentimen utama penggerak rupiah. “Kalau dari dalam negeri, laporan bank dunia memberikan sentimen negatif terhadap emiten BUMM karena adanya kenaikan utang BUMN disebabkan oleh penugasan-penugasan yg memberatkan perusahaan negara," jelas Bhima.
Baca Juga: Rupiah hari ini melemah ke Rp 14.369 per dolar AS di kurs Jisdor Hal ini, membuat rentan terjadi koreksi pada pasar modal sehingga memperbesar risiko aksi jual bersih. Padahal sebelumnya pelaku pasar banyak memborong saham BUMN karena ada stimulus program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan rencana dana talangan tapi tentunya saat ini pelaku pasar mulai realistis melihat faktor risiko. Bhima memproyeksikan, rupiah akan mengalami pelemahan di level Rp 14.220 - Rp 14.350 per dolar AS pada Senin (29/6). Ibrahim menghitung pergerakan rupiah akan terbatas dan berada di rentang Rp 14.200 - Rp 14.250 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi