KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menilai, kegelisahan Presiden Jokowi tentang maraknya produk impor nampaknya tidak sepenuhnya dihiraukan para bawahannya. Birokrasi yang cenderung pro impor dan mengabaikan keberlangsungan industri dalam negeri nampak dalam rapat tim Pertimbangan Kepentingan Nasional (PKN) dalam rangka penetapan safeguard garmen yang saat ini tengah dibahas pemerintah. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) dalam rapat PKN mengusulkan agar 75 nomor HS terkait TPT hanya dikenakan bea masuk 5%. Usulan ini disesalkan para IKM Tekstil yang saat ini tengah terhimpit produk garmen impor dan kondisi pandemi. Pengusaha IKM tekstil asal Jawa Tengah mengeluhkan kondisi pasar saat ini yang sangat sepi. “Kami IKM sangat menderita dan tak berdaya bersaing harga dan produk pakaian jadi dengan produk impor terutama dari China yang murah dan banyak, apalagi menjelang lebaran seperti saat ini, di mana seharusnya kami panen, tapi tahun ini sepi sekali," ujar Prita dalam keterangan tertulis, Kamis (8/4).
Makin terjepit, IKM tekstil minta pemerintah segera terapkan safeguard garmen
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menilai, kegelisahan Presiden Jokowi tentang maraknya produk impor nampaknya tidak sepenuhnya dihiraukan para bawahannya. Birokrasi yang cenderung pro impor dan mengabaikan keberlangsungan industri dalam negeri nampak dalam rapat tim Pertimbangan Kepentingan Nasional (PKN) dalam rangka penetapan safeguard garmen yang saat ini tengah dibahas pemerintah. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) dalam rapat PKN mengusulkan agar 75 nomor HS terkait TPT hanya dikenakan bea masuk 5%. Usulan ini disesalkan para IKM Tekstil yang saat ini tengah terhimpit produk garmen impor dan kondisi pandemi. Pengusaha IKM tekstil asal Jawa Tengah mengeluhkan kondisi pasar saat ini yang sangat sepi. “Kami IKM sangat menderita dan tak berdaya bersaing harga dan produk pakaian jadi dengan produk impor terutama dari China yang murah dan banyak, apalagi menjelang lebaran seperti saat ini, di mana seharusnya kami panen, tapi tahun ini sepi sekali," ujar Prita dalam keterangan tertulis, Kamis (8/4).