KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina dan PT PLN bersama-sama memetakan pengguna kompor listrik untuk memaksimalkan distribusi gas di dalam negeri. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, dalam membangun infrastruktur gas nasional, perlu dilakukan pengelolaan atau pembagian wilayah yang tepat agar tidak terjadi duplikasi. Hal tersebut bertujuan untuk mensubstitusi LPG yang masih diimpor dan sebagai upaya mengurangi impor LPG. Maka itu dibangun infrastruktur gas nasional.
“Tentu nanti kita perlu lakukan maping bersama dengan PLN untuk yang kompor listrik supaya nantinya lebih fokus dan masyarakat mendapatkan source of supply secara merata tidak hanya di kota-kota besar dan pulau besar saja,” jelasnya dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (2/10).
Baca Juga: Catat Ini: Pembelian Gas Melon Subsidi Dibatasi Mulai 1 Januari 2024 Nicke menyatakan, perencanaan infrastruktur gas sesuai dengan recana yang dikemukakan Kementerian ESDM, seperti halnya juga rencana PLN dalam melakukan distirbusi dan transmisi listrik. “Jadi tentu kami akan pastikan baik di level nanti sisi kebijakan dan di dalam implementasinya kita akan saling lengkapi,” tandasnya. Nicke bilang, gas merupakan sumber energi yang dapat diandalkan sebagai jembatan transisi energi dari fosil ke energi bersih. Apalagi Indonesia diberkahi dengan sumber daya gas yang melimpah. Namun, tantangan yang harus dihadapi juga tidak main-main. Indonesia memiliki 17.000 pulau dan jumlah penduduk yang sangat banyak sehingga sangat menantang dari segi distribusinya.
Baca Juga: Pertamina Berikan Gambaran Mekanisme Penjualan LPG 3 Kg Tepat Sasaran “Maka itu kami lakukan regasifikasi supaya bukan hanya dari sisi upstream yang perlu ditingkatan investasinya. Namun membangun infrastruktur LNG agar mudah untuk didistribusi baik untuk infrastruktur midstream maupun upstream,” imbuh Nicke. Di sisi lain, potensi gas di Indonesia juga dapat dimanfaatkan untuk memproduksi blue hydrogen. Pertamina sudah memetakan beberapa titik potensi gas besar untuk mengembangkan LNG menjadi hidrogen yang saat ini permintaannya mulai meningkat di berbagai negara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi