KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana
new normal atau tatanan normal baru digaungkan pemerintah setelah tiga bulan lebih mengalami pandemi virus corona.
New normal juga akan ditandai dengan dibukanya sejumlah mal dan pusat perbelanjaan. Berkaitan dengan itu, perlu diwaspadai saat hendak belanja ke mal khususnya produk fesyen. Penularan bisa saja terjadi di tempat ramai seperti mal. Ketika akan mencoba pakaian di kamar pas, pastikan tidak menyentuh apapun dan tetap mengenakan masker saat mencoba pakaian. Meski tidak ada penelitian yang cukup tentang berapa lama virus corona dapat bertahan pada pakaian, namun para ahli tahu bahwa ruang tertutup seperti ruang ganti dapat menampung virus.
Baca Juga: Merugi nyaris Rp 10 triliun, pengelola berharap mal bisa segera dibuka kembali Virus juga ditakutkan telah menempel pada kenop pintu, dinding, dan cermin melalui sentuhan tanpa disinfeksi yang tepat. "
New normal bagi retail adalah kembali bekerja dengan pembeli, di mana pembeli bisa menemukan apa yang mereka butuhkan dengan tetap merasa nyaman," kata Greg Petro, kepala eksekutif First Insight, sebuah perusahaan analitik merek. Di masa pandemi, belanja pakaian tentu akan menimbulkan rasa cemas. Namun jika menjadi kebutuhan, tentu hal ini juga tak bisa dihindari. "Tidak merasa aman saat mencoba pakaian juga menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana retail perlu menyesuaikan kebijakan pengembalian dan penukaran barang," ujar dia. Dalam sebuah survei yang dilakukan perusahaan tersebut, kata Greg, sebanyak 65% perempuan dan 54% pria mengatakan mereka tidak merasa aman untuk mencoba pakaian di kamar pas. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal berikut sebelum masuk ke kamar pas saat belanja pakaian di mal.
Baca Juga: Dampak Rencana New Normal, Harga Saham Peritel Naik, Kinerja Keuangan Masih Tertekan Sejauh ini, para ahli mengatakan jika infeksi virus yang paling umum adalah dari kontak dengan tetesan pernapasan yang dikeluarkan melalui batuk, bersin, dan bahkan berbicara keras dalam beberapa kasus. Tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan bahwa mungkin seseorang dapat tertular virus dengan menyentuh permukaan dan benda lain, seperti kenop pintu kamar pas. "Ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus, tetapi kami masih belajar lebih banyak," kata organisasi tersebut. Mary-Louise McLaws, profesor dari University of New South Wales yang juga seorang ahli pengendalian infeksi dari Australia mengatakan, ada studi yang dilakukan di laboratorium, yang menemukan bahwa penularan virus lewat pakaian lebih rendah. Namun semua tergantung pada item yang hendak dibeli.
Baca Juga: Kebijakan new normal diperlukan agar ekonomi bisa bergerak Misalnya, syal dan kacamata hitam yang harus kontak dengan wajah, dapat meningkatkan kemungkinan infeksi lebih tinggi jika barang tersebut sebelumnya terkontaminasi oleh orang lain. "Untuk berhati-hati dengan virus jahat ini, kita dapat bertanya kepada penjual apakah kita dapat menggunakan pembersih terlebih dahulu sebelum menggunakan kacamata, karena sebagian besar pembersih yang mengandung deterjen dan alkohol di atas 65% tidak akan merusak kacamata atau lensa, tetapi bisa mematikan virus," kata McLaws.
Tetapi pakaian juga memiliki bahan non-kain seperti kancing plastik yang bisa menjadi rumah sempurna bagi partikel virus, kata para ahli. Perhatikan juga setelah keluar dari kamar pas, karena sangat mungkin barang-barang dari mal tersebut berisiko membawa virus. "Setelah kamu membeli barang-barang ini dan membawanya pulang, sangat kecil kemungkinan barang-barang ini berisiko. Namun agar tidak khawatir, letakkan mereka di luar di bawah sinar matahari untuk sementara waktu," kata McLaws. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Mal Segera Buka, Hati-hati Belanja Produk Fashion di Tengah Pandemi. Penulis: Dian Reinis Kumampung Editor: Wisnubrata Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati