Malam-malam Putra Mahkota Arab Saudi Menelepon Donald Trump, Apa yang Dibicarakan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, menghubungi Donald Trump pada dini hari Rabu untuk menyampaikan kegembiraannya atas kembalinya Trump ke kursi kekuasaan, menurut sumber yang memiliki informasi mengenai percakapan tersebut.

Selama masa jabatan Trump sebelumnya, hubungan bilateral AS-Saudi mengalami peningkatan signifikan, terutama dalam bidang ekonomi dan keamanan.

Pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden, hubungan ini sempat merenggang, terutama setelah kritik Biden terhadap Saudi terkait pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018 di konsulat Saudi di Istanbul.


Namun, beberapa bulan terakhir, kedua negara mulai memperbaiki hubungan dengan membuka diskusi mengenai perjanjian pertahanan dan kerjasama nuklir.

Baca Juga: Trump Effect! Bitcoin Catat Rekor Tertinggi Baru, Tren Bullish akan Terus Berlanjut?

Rencana Trump dalam Meningkatkan Hubungan AS-Saudi dan Normalisasi Israel

Dalam wawancara dengan saluran berita milik Saudi, Al Arabiya, Trump menegaskan bahwa salah satu prioritasnya adalah memperluas Abraham Accords agar mencakup normalisasi hubungan antara Israel dan Saudi Arabia.

Kesepakatan Abraham, yang ditandatangani pada 2020, memungkinkan hubungan diplomatik antara Israel dan Bahrain serta Uni Emirat Arab.

Trump menyatakan bahwa hubungan Saudi dengan AS "tidak akan pernah baik di bawah Biden," dan bahwa ia memiliki "rasa hormat yang besar terhadap Saudi Arabia."

Trump dan Putra Mahkota sering saling memuji secara publik, dan Arab Saudi merupakan negara pertama yang dikunjungi Trump saat ia menjabat presiden pada 2017.

Baca Juga: Elon Musk Bikin Geger Lagi! Serukan Akhiri The Fed, Bitcoin Selamatkan Ekonomi

Posisi Saudi Arabia Terhadap Normalisasi Pasca Konflik Israel-Hamas

Namun, sejak pecahnya konflik antara Israel dan Hamas, sikap Saudi Arabia terhadap normalisasi hubungan dengan Israel telah mengeras.

Kerajaan Saudi kini menyatakan bahwa hubungan masa depan dengan Israel sangat bergantung pada terciptanya negara Palestina yang berdaulat.

Arab Saudi menggarisbawahi bahwa perdamaian yang adil dan menyeluruh di Timur Tengah harus melibatkan solusi bagi rakyat Palestina sebagai bagian inti dari kesepakatan apa pun.

Selanjutnya: Akseleran Sebut Pendanaan Lender Institusi Lebih Mendominasi Ketimbang Ritel

Menarik Dibaca: 3 Siklon Tropis Kepung Indonesia, Waspada Cuaca Hujan Lebat di Provinsi Ini

Editor: Handoyo .