Malaysia akan mengucurkan bantuan setara Rp 21,50 triliun ke Felda



KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia akan memberikan bantuan keuangan kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit milik Felda sebesar RM 6,23 miliar atau setara dengan Rp 21,50 triliun. Bantuan ini dikucurkan setelah penyelidikan pemerintah terhadap perusahaan yang kerugian dan utangnya melonjak selama dekade terakhir.

Total kewajiban Felda meningkat 12 kali lipat dalam lebih dari 10 tahun, dari RM 1,2 miliar menjadi RM 14,4 miliar pada 2017. Data ini berasal dari buku putih yang dirilis ke parlemen pada hari Rabu. Buku ini menyebut, lonjakan kewajiban terjadi karena manajemen yang buruk dan integritas rendah.

Menteri Urusan Ekonomi Azmin Ali mengatakan, salah urus dan investasi buruk menyebabkan masalah Felda. Dia menuduh mantan perdana menteri Najib Razak menggunakan perusahaan ini untuk tujuan politik. Azmi mengungkapkan, pemerintahan Najib menghabiskan dana RM 2,7 miliar untuk mengumpulkan dukungan politik selama pemilihan umum.


Laporan itu disiapkan oleh Kementerian Urusan Ekonomi setelah pemerintahan Mahathir Mohamad bersumpah akan memeriksa masalah keuangan dan dugaan korupsi di Felda. "Ini bukan hanya kelalaian. Ini adalah kejahatan yang menyebabkan hilangnya miliaran dana publik," ungkap Azmin dalam laporan tersebut.

Felda, alias Federal Land Development Authority juga akan merestrukturisasi dan menunda pembayaran pinjaman. Felda akan merestrukturisasi pembayaran pokok utangnya, serta menunda pembayaran pinjamannya sebesar RM 1,98 miliar pada tahun 2019. Sisa dari pinjaman RM 9,3 miliar akan dilunasi pada 2020 hingga 2028.

September lalu, chairman Felda mengatakan bahwa mereka akan menjual aset, merestrukturisasi pinjaman, dan mencoba meningkatkan arus kasnya dalam upaya memangkas 20% utang dari RM 8,03 miliar pada pertengahan 2018 menjadi RM 6,5 miliar pada akhir tahun.

Azmin mengatakan, Felda juga akan menggunakan opsi untuk menjual saham senilai US$ 500 juta di perusahaan sawit PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT). Kesepakatan ini dibuat selama masa jabatan Najib.

Felda diciptakan oleh perdana menteri kedua Malaysia pada tahun 1956, dan bertujuan untuk memukimkan kembali dan mempekerjakan kaum miskin pedesaan pada industri minyak sawit. Felda tumbuh menjadi agen kelapa sawit terbesar yang dikelola pemerintah di dunia.

Kondisi Felda menyebabkan frustrasi 650.000 petani kelapa sawit Malaysia, juga dikenal sebagai pemukim, karena mereka telah menimbun utang dengan pendapatan rendah. Para pemukim ini menjadi sumber suara utama untuk koalisi yang berkuasa sebelumnya, yang menderita kekalahan mengejutkan pada pemilihan umum Mei tahun lalu.

Pemerintah mengatakan telah menyisihkan sekitar RM 2 miliar untuk menghapuskan bunga utang pinjaman pemukim, juga upaya untuk meningkatkan efisiensi perkebunan dan mengurangi biaya operasional.

Editor: Wahyu T.Rahmawati