KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bantuan untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala terus mengalir. Tidak terkecuali dari Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) dan Airbus Foundation yang bahu-membahu mendukung distribusi bantuan melalui pengoperasian pesawat A400M milik TUDM. Andrea Debbane, Executive Director Airbus Foundation mengatakan sejak tiba di Halim pada 4 Oktober 2018, TUDM telah menerbangkan bahan bantuan menggunakan A400M untuk para korban yang terdampak gempa bumi dan tsunami. "Bahan bantuan yang diterbangkan seperti mobil tangki BBM milik Pertamina dan ekskavator dari PT Pindad," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (9/10). Menurutnya, TUDM juga membantu mengantarkan makanan, minuman, pakaian, serta obat-obatan yang dikumpulkan oleh Kementerian BUMN Indonesia menggunakan A400M tersebut. "Tidak hanya itu, kami juga membantu transportasi dan distribusi barang bantuan menggunakan helikopter, serta telah membantu Palang Merah Internasional (IFRC) dengan menyediakan 45 jam terbang menggunakan helikopter H125," ujarnya.
Malaysia dan Airbus foundation turut membantu bencana Palu dan Donggala
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bantuan untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala terus mengalir. Tidak terkecuali dari Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) dan Airbus Foundation yang bahu-membahu mendukung distribusi bantuan melalui pengoperasian pesawat A400M milik TUDM. Andrea Debbane, Executive Director Airbus Foundation mengatakan sejak tiba di Halim pada 4 Oktober 2018, TUDM telah menerbangkan bahan bantuan menggunakan A400M untuk para korban yang terdampak gempa bumi dan tsunami. "Bahan bantuan yang diterbangkan seperti mobil tangki BBM milik Pertamina dan ekskavator dari PT Pindad," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (9/10). Menurutnya, TUDM juga membantu mengantarkan makanan, minuman, pakaian, serta obat-obatan yang dikumpulkan oleh Kementerian BUMN Indonesia menggunakan A400M tersebut. "Tidak hanya itu, kami juga membantu transportasi dan distribusi barang bantuan menggunakan helikopter, serta telah membantu Palang Merah Internasional (IFRC) dengan menyediakan 45 jam terbang menggunakan helikopter H125," ujarnya.