KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Keluarga kerajaan Malaysia memilih Sultan Ibrahim Sultan Iskandar dari negara bagian selatan Johor sebagai raja selanjutnya. Sebagai informasi, Raja memainkan peran yang sebagian besar bersifat seremonial di Malaysia, tetapi monarki telah menjadi lebih berpengaruh dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, ketidakstabilan politik yang berkepanjangan yang mendorong raja yang sedang berkuasa untuk menggunakan kekuasaan yang jarang digunakan.
Malaysia memiliki sistem yang unik di mana kepala dari sembilan keluarga kerajaannya bergantian menjadi raja untuk masa jabatan lima tahun. Negara Asia Tenggara ini merupakan negara demokrasi parlementer, dengan raja sebagai kepala negara. Baca Juga: Mayoritas dari Malaysia, Begini Modus Barang Ilegal Masuk ke RI "Sultan Ibrahim akan mengambil alih tahta kerajaan dari Raja Al-Sultan Abdullah pada 31 Januari 2024," kata penjaga segel penguasa dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (27/10). Tidak seperti penguasa tradisional Malaysia lainnya, Sultan Ibrahim terkenal blak-blakan tentang politik dan mengatakan bahwa ia memiliki hubungan yang baik dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Sultan, yang dikenal memiliki banyak koleksi mobil dan sepeda motor mewah, memiliki kepentingan bisnis yang luas mulai dari real estat hingga pertambangan. Raja Al-Sultan memainkan peran yang sangat aktif dalam politik Malaysia, memilih tiga perdana menteri terakhir di negara ini. Konstitusi federal hanya memberikan sedikit kekuasaan kepada raja, dengan raja sebagian besar diharuskan untuk bertindak berdasarkan saran dari perdana menteri dan kabinet. Baca Juga: Investor Singapura Rajin Berinvestasi di Indonesia, Nilainya Capai US$ 4,4 Miliar