Malaysia pangkas pajak ekspor CPO



JAKARTA. Malaysia oh... Malaysia. Negeri serumpun ini sepertinya tak ingin hidup rukun dengan Indonesia. Di tengah pembicaraan soal kerjasama Indonesia-Malaysia untuk mengatur suplai minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ke pasar internasional, Malaysia malah menelikung dengan memotong pajak ekspor CPO-nya.

 Seperti dikutip Bloomberg, Jumat (11/10), Tan Sri Bernard Dompok, Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia, mengatakan, Pemerintah Malaysia bakal memotong pajak ekspor CPO mulai 1 Januari 2013. Nantinya Malaysia akan menerapkan pajak ekspor progresif sebesar 4,5% saat harga CPO mengancik MYR 2.250 hingga MYR 2.400 per metrik ton (MT), sampai maksimal 8,8% untuk harga CPO di kisaran MYR 3.450 hingga MYR 3.600 per MT.

Pada penutupan perdagangan Jumat (12/10), harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia untuk pengiriman Desember 2012 mencapai MYR 2.500 per MT. Kebijakan pemerintah Malaysia ini membuat harga CPO di bursa tersebut langsung anjlok 0,9%, dari harga MYR 2.523.


Asal tahu saja, per September lalu, ekspor CPO Malaysia mencapai 1,5 juta MT, naik 4,9% dari Agustus 2012, sebanyak 1,43 juta ton

Bisa dipastikan, pemotongan BK ekspor ini bakal membuat pasar kebanjiran CPO. Sebab, selama ini Malaysia memberlakukan BK dan pajak pengiriman ekspor sebesar 23% flat alias tetap untuk harga berapa pun.

Rugikan Indonesia

Pemotongan ini juga bertentangan dengan rencana kerjasama pengaturan suplai CPO dengan Indonesia demi mengerek harga CPO.

Seperti diketahui, Dompok pada Senin (8/10) lalu, berkunjung ke Indonesia dan menemui Menteri Pertanian RI Suswono. Dalam pertemuan itu, Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat mengatur suplai CPO ke pasar internasional.

Suswono mengatakan, kesepakatan ini diambil karena Indonesia dan Malaysia menguasai produksi CPO dunia sekitar 90%. Pengaturan suplai akan mencegah harga CPO turun. Dengan demikian, dua negara produsen ini sama-sama mendapat harga bagus (Harian KONTAN, edisi Rabu (10/10).

Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan RI mengaku terkejut dengan kebijakan Pemerintah Malaysia tersebut. "Kita agak terkejut karena menurut penilaian kita apa yang diputuskan Malaysia justru menambah pasokan ke pasar dunia," katanya.

Untuk itu, Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat akan meminta informasi dari Malaysia soal kebijakan ini. Bayu khawatir, pemangkasan pajak ekspor yang dilakukan Malaysia akan merugikan Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.