Malaysia perketat gerakan ringgit



KUALA LUMPUR. Regulator Malaysia kian ketat mengatur acuan pergerakan rate acuan ringgit - dollar Amerika Serikat (AS). Pemerintah ingin mendorong transparansi dan melindungi pasar domestik dari praktik manipulasi.

Mulai hari ini, bank kontributor harus memperbaharui data jual beli bertahap mulai pukul 10:55 hingga 11.00 waktu setempat. Menurut Asosiasi Pasar Financial Malaysia, kurs acuan ini bisa digunakan antarbank atau dengan bank sentral, untuk transaksi minimal US$ 5 juta.

Selain itu, selisih pasangan mata uang akan dikurangi menjadi maksimal 10 pip, dari sebelumnya 20 pip. Sekadar informasi, pip merupakan unit terkecil harga valuta, yang setara 1/100 sen jika dikonversi dalam satuan dollar AS.


Pengawasan ketat

Malaysia memperketat aturan main pergerakan bunga sejak Monetary Authority of Singapore (MAS) melakukan penyelidikan terhadap Asosiasi Perbankan Singapura, dengan dugaan terjadi manipulasi penetapan kurs non-deliverable forwards (NDF).

Sekadar mengingatkan, NDF merupakan wadah transaksi jual beli kurs terhadap dollar AS yang dibuat oleh Asosiasi Perbankan Singpura. Tujuannya, memberikan instrumen lindung nilai bagi para pemain yang tidak bisa melakukannya di pasar harian biasa (onshore). Namun, praktik ini kerap menjadi instrumen spekulasi karena tidak melibatkan uang sebenarnya.

Bulan lalu, ada dugaan kuat, perbankan Singapura kongkalikong menggerakkan kurs acuan untuk meraup untung di pasar NDF. Segera Bank Negara Malaysia mengharuskan perbankan di negaranya menggunakan acuan ringgit domestik untuk menyusun kontrak valuta asing.

Asosiasi Pasar Finansial Malaysia berharap. bisa meningkatkan jumlah kontributor bank untuk penetapan kurs valuta dan sedang berbicara dengan beberapa bank. Dalam draf resmi, asosiasi menjanjikan, bank sentral akan melanjutkan pengawasan setoran angka kurs dari kontributor, dan segera melakukan penyelidikan jika terjadi penyimpangan dari parameter baru tersebut.

Bukan hanya Malaysia yang bertindak melawan manipulasi. MAS, bank sentral Singapura meminta bank yang menjadi pemain NDF mengevaluasi proses kontrak di wadah ini. Beberapa bank seperti UBS AG dan Royal Bank of Scotland Group Plc telah memberhentikan beberapa pialang di Singapura yang diduga ikut melakukan skandal ini.

Sementara Bank Indonesia (BI) meminta bank lokal membuat kurs acuan dalam negeri atau onshore reference rate untuk perdagangan rupiah domestik. Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, juga menegaskan larangan bank di Indonesia untuk ikut bermain di NDF. Dari temuan penyelidikan NDF, ditemukan pelaku paling banyak melakukan perdagangan rupiah.               n

Editor: