Malaysia pertimbangkan penggunaan vaksin AstraZeneca, menyusul temuan Uni Eropa



KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia sedang mempertimbangkan, apakah akan melanjutkan penggunaan vaksin virus corona AstraZeneca untuk program vaksinasi nasionalnya, menyusul temuan Badan Pengawas Obat Uni Eropa (EMA).

Menteri Koordinator Program Vaksinasi Khairy Jamaluddin pada Kamis (8 April) mengatakan, Malaysia telah mengetahui pengumuman EMA dan komite vaksinasi akan membahas masalah tersebut.

"Keamanan adalah yang terpenting," katanya dalam sebuah posting di Twitter, seperti dikutip Channel News Asia.


EMA pada Rabu (7 April) mengatakan, mereka menemukan kemungkinan hubungan antara vaksin virus corona AstraZeneca dan kasus pembekuan darah yang jarang terjadi di antara beberapa penerima vaksin dewasa. 

Meski begitu, EMA bilang, manfaat vaksin virus corona AstraZeneca masih lebih besar dibanding risikonya.

Baca Juga: Temuan Uni Eropa: Kemungkinan ada hubungan vaksin AstraZeneca & kasus pembekuan darah

Malaysia telah mendapatkan 12,8 juta dosis vaksin virus corona dari AstraZeneca, setengahnya akan datang melalui fasilitas COVAX global.

Khairy menyebutkan, Malaysia masih memiliki waktu untuk memutuskan, apakah akan menggunakan vaksin AstraZeneca karena pasokannya baru akan tiba dari fasilitas COVAX pada Mei nanti.

Selain vaksin AstraZeneca, Malaysia telah mendapatkan total 66,7 juta dosis dari Pfizer-BioNTech, Institut Gamaleya Rusia, serta Sinovac Biotech dan CanSino Biologics asal China.

Menurut Khairy, 80% vaksin yang dipasok ke Malaysia sudah dibagikan ke masyarakat. "Upaya perlu ditingkatkan jika ingin mencapai target vaksinasi 80% dari populasi pada Desember nanti," ujar dia.

Selanjutnya: Rekomendasi Italia: Orang di bawah 60 tahun sebaiknya hindari vaksin Astrazeneca

Editor: S.S. Kurniawan