Malaysia pun memangkas subsidi BBM



KUALALUMPUR. Malaysia akhirnya mengikuti jejak Indonesia dalam menekan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir, Malaysia memangkas subsidi BBM.

Pemerintah Malaysia memangkas subsidi untuk BBM jenis bensin sebesar 20 sen (6 sen , 4 pence) per liter dan solar sebesar 20 hingga 80 sen per liter.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengatakan, pemotongan subsidi itu akan menghasilkan penghematan sekitar 3,3 miliar ringgit (US$ 1 miliar) per tahun.


Di tahun lalu, pemerintah Malaysia menghabiskan dana sekitar 24 miliar ringgit untuk subsidi BBM. Hal ini memicu defisit anggaran negeri jiran tersebut mencapai 4,5 % dari produk domestik bruto (PDB).

Akibat defisit anggaran yang tinggi, lembaga pemeringkat Fitch, memangkas outlook terhadap peringkat kredit Malaysia dari posisi stabil menjadi negatif pada akhir Agustus lalu.

"Ini adalah proses konsolidasi fiskal. Pasar akan merasa lebih percaya diri jika kita dapat menurunkan defisit fiskal negara,” kata Najib, seperti dikutip BBC, Selasa (3/9).

Pemangkasan subsidi BBM, yang mulai diberlakukan pemerintah Malaysia mulai hari ini, menjadi petunjuk bahwa harga BBM di negara tersebut akan meningkat.

Dampaknya, harga konsumen di negara itu juga dapat melambung naik. "Setelah diimplementasikan kami proyeksi dampak inflasi sangat signifikan, tetapi akan bersifat sementara dan berlangsung selama 12 bulan," kata Irvin Seah analis dari DBS Bank.

Sependapat, Song Seng Wun, Kepala Riset CIMB Malaysia, mengatakan, kebijakan tersebut akan mempengaruhi inflasi karena harga-harga cenderung naik.

Namun, kata dia, tingkat inflasi masih bisa dijaga di level rendah. Pada Juli lalu, inflasi harga konsumen tahunan di Malaysia mencapai 2 %.

Editor: Dikky Setiawan