KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perunggasan PT Malindo Feedmill Tbk (
MAIN) menilai bisnis poultry sepanjang 2023 cukup menantang. Rewin Hanrahan Direktur Malindo Feedmill, menjelaskan, tantangan yang dihadapi sepanjang 2023 cukup banyak, terutama diakibatkan gejolak ekonomi global yang di picu perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan. Menurut Rewin, hal tersebut berpengaruh terhadap ekonomi dunia terutama harga-harga bahan baku komoditi dan migas serta fluktuasi nilai tukar mata uang. "Di samping akibat Covid-19, walau perekonomian mulai pulih, perlu waktu untuk bisa normal seperti semula," ujarnya kepada Kontan, Rabu (13/12).
Ia melanjutkan, pihaknya tetap optimistis melalui masa tersebut. Di sisi lain, menghadapi Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), MAIN berharap permintaan ayam akan kembali meningkat sehingga harga membaik.
Baca Juga: Mayoritas Tertekan, Begini Rekapitulasi Kinerja Emiten Poultry "Pelaku usaha berharap di momen Nataru ini
demand meningkat sehingga harga ayam bisa membaik, namun semua kembali ke kondisi ekonomi yang dapat berpengaruh ke daya beli," kata Rewin. Ia yakin, jika daya beli masyarakat dan permintaan meningkat, maka penjualan akan turut membaik. Asal tahu saja, tahun ini MAIN telah melancarkan strategi bisnis untuk ekspor produk dan telah menggenggam persetujuan ekspor dari Jepang dan Singapura.
Selain ke dua negara tersebut, MAIN juga akan masuk ke Uni Emirate Arab Saudi hingga ke Brunei. Adapun produk-produk andalan yang akan di ekspor di antaranya adalah produk olahan nugget, sosis dan produk frozen. MAIN juga fokus mengembangkan bisnis restoran ayam Sunnychick. Perseroan terus menambah gerai barunya dengan mencari lokasi yang strategis. Hingga kini, Sunnychick sudah memiliki sekitar 50-60 gerai.
Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) Kembali Ekspor 3 Kontainer Produk Olahan ke Singapura Dengan langkah tersebut, di kuartal III 2023, MAIN tercatat berhasil membalikkan rugi menjadi laba bersih. Laba bersih yang berhasil dibukukan adalah sebesar Rp 45,81 miliar berbalik dari periode sama 2022 yang menderita kerugian sebesar Rp 50,96 miliar.
Melonjaknya laba bersih MAIN didorong penjualan bersih yang juga naik 7,16% secara tahunan menjadi Rp8,97 triliun dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp8,37 triliun.
Baca Juga: Semester I-2023, Malindo Feedmill (MAIN) Catat Rugi Bersih Rp 130,6 Miliar Berdasarkan segmen, penjualan MAIN didominasi dari pakan ternak sebesar Rp 6,76 triliun, diikuti segmen ayam pedaging sebesar Rp2,66 triliun, peternakan DOC sebesar Rp 1,54 triliun, dan pengolahan makanan hasil peternakan sebesar Rp 167,57 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli