Malindo Feedmill (MAIN) menyebut permintaan pakan ternak berangsur membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten poultry, PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) mengakui, tahun ini bukan tahun yang mudah bagi bisnis di sektor perunggasan. Malindo harus menghadapi berbagai tantangan, salah satunya pelemahan daya beli masyarakat.

Andre Andreas Hendjan, Sekretaris Perusahaan MAIN mengatakan, kondisi pasar pakan ternak dan ayam potong sempat terjadi penurunan akibat lemahnya daya beli tersebut. "Tapi untuk pakan ternak sudah mulai kembali meningkat 2 bulan belakangan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (8/10).

Namun, manajemen Malindo belum dapat membeberkan lebih lanjut kenaikan segmen bisnis tersebut. Mengintip laporan keuangan MAIN di semester pertama tahun ini segmen penjualan terbesar masih berasal dari pakan dengan porsi 64% dari total pendapatan bersih MAIN saat itu.


Namun nilai penjualan pakan ternak yang senilai Rp 2,06 triliun itu tercatat turun 18,5% secara tahunan. Menyusul berikutnya segmen penjualan anak ayam usia sehari (day old chicken/DOC) senilai Rp 514,85 miliar atau turun 28,8% secara tahunan.

Baca Juga: Ini rekomendasi Japfa (JPFA) dan Charoen Pokphand (CPIN) saat harga ayam naik

Begitu pula dengan segmen penjualan ayam potong yang turun 3,7% secara tahunan menjadi Rp 416,56 miliar di semester I 2020. Kondisi berbeda ditemui di segmen penjualan makanan olahan, walau porsi penjualannya hanya 3% dari total pendapatan bersih MAIN saat itu atau senilai Rp 97,45 miliar, namun pertumbuhannya secara tahunan mencapai 34,6%.

Di tengah kondisi pandemi ini ada pergeseran permintaan dari produk poultry fresh ke frozen karena keterbatasan gerak konsumen membeli di pasar tradisional. "Selain itu penjualan segmen produk makanan ini meningkat karena masyarakat beralih ke makanan jadi dikarenakan takut ke luar rumah," ungkap Andre.

Untuk memaksimalkan peluang di bisnis makanan olahan, MAIN juga mendorong strategi penjualan melalui saluran online serta berusaha menampilkan berbagai produk baru untuk menarik minat konsumen. Secara keseluruhan, MAIN menilai pendapatan akan sulit tumbuh di tahun ini dimana segmen bisnis penyumbang terbesar tren penjualannya tengah menyusut.

MAIN memproyeksikan pendapatan tahun ini bakal turun kisaran 10%-15%. Untuk perkara laba bersih, manajemen MAIN belum berbicara banyak, namun dalam paparan publik perseroan beberapa waktu lalu disampaikan bahwa MAIN masih mengupayakan yang terbaik bagi para pemegang sahamnya.

Selanjutnya: Surat Edaran Ditjen PKH tentang pengurangan DOC FS perlu diawasi agar efektif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat