JAKARTA. PT Malindo Feedmill Tbk melebarkan sayap bisnisnya hingga ke hilir. Produsen pakan ternak dan distributor anak ayam usia sehari (DOC) ini siap memproduksi makanan olahan berupa sosis dan nugget. Produk baru tersebut mengusung merek Sunny Gold. “Masyarakat di kota besar ingin mencari yang instan. Otomatis banyak yang menyukai makanan olahan. Peluangnya cukup besar,” ungkap Rudy Hartanto, Corporate Secretary Malindo Feedmill. Lini bisnis baru itu berada di bawah kendali anak usaha Malindo yang baru, yakni PT Malindo Food Delight. Pembangunan pabrik Malindo Food dimulai sejak tahun lalu. Perusahaan ini membangun dan mengembangkan pabrik di Cikarang, Bekasi.
Nilai investasi di lini bisnis baru itu mencapai Rp 110 miliar, yang bersumber dari belanja modal atau
capital expenditure (capex), tahun lalu. Pabrik baru Malindo dijadwalkan mulai beroperasi pada kuartal keempat tahun ini. Pabrik tersebut akan memproduksi makanan olahan berbahan baku ayam, dengan kapasitas produksi 9.000 ton per tahun. Adapun kontribusi unit bisnis baru di tahun pertama sekitar 4% terhadap total pendapatan Malindo. Selain menggarap makanan olahan, Malindo selama ini fokus di tiga lini bisnis: pakan unggas, DOC dan ayam broiler. Per akhir Juni 2012, bisnis pakan ternak berkontribusi paling besar terhadap kinerja Malindo, yakni 64% total pendapatan. Adapun DOC menyumbang 23% pendapatan, serta bisnis ayam ras broiler berkontribusi 10%. Demi menunjang lini bisnis baru di bidang makanan olahan, Malindo mulai memperkuat bisnis ayam ras pedaging. Selama ini Malindo tidak menambah kapasitas produksi ayam broiler. “Namun sekarang kami punya pabrik pengolahan makanan, sehingga harus punya suplai yang cukup,” kata Rudy. Malindo siap membangun beberapa peternakan ayam broiler di daerah Jawa. Setidaknya perseroan akan menambah kapasitas sekitar 30% dari kapasitas saat ini. Emiten berkode saham MAIN ini menyiapkan dana Rp 220 miliar untuk capex 2012. Sebesar 70% dana bersumber dari pinjaman bank dan 30% dari kas internal. Manajemen Malindo menganggarkan Rp 50 miliar untuk pendirian pabrik pakan ternak baru dan Rp 50 miliar untuk ekspansi peternakan ayam broiler. Adapun dana Rp 120 miliar dipakai untuk memperluas areal peternakan yang menghasilkan DOC. Malindo berencana membangun empat peternakan DOC yang berlokasi di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Dengan menambah peternakan baru, menurut Rudy, pertumbuhan produksi Malindo bisa bertambah 15% per tahun. Selain menyokong lini usaha baru, Malindo tak lupa mengoptimalkan utilisasi pabrik pakan ternak. Tahun ini, Malindo telah menambah kapasitas produksi pabrik pakan ternak di Serang, Banten. Kapasitas pabrik ini akan naik menjadi 360.000 ton pakan ternak per tahun dari sebelumnya 300.000 ton pakan ternak per tahun.
Selain di Serang, Malindo memiliki satu lagi pabrik pakan di Gresik Jawa Timur dengan total kapasitas 250.000 ton per tahun. Tahun lalu, produktivitas dua pabrik itu sudah mencapai 95% total kapasitas terpasang pabrik. Malindo menargetkan produksi pakan ternak tahun ini setidaknya mencapai kapasitas terpasang, yakni 550.000 ton per tahun. Proyeksi ini lebih tinggi dibanding produksi tahun lalu sebesar 522.000 ton. Untuk mengantisipasi permintaan, Malindo akan mendirikan pabrik pakan baru di Makassar, Sulawesi Selatan. Kebutuhan investasinya mencapai lebih dari Rp 100 miliar. Pabrik akan selesai di akhir tahun depan,” tutur Rudy, yang enggan menyebutkan kapasitas pabrik baru itu. Malindo menargetkan penjualan tahun ini tumbuh 25% hingga 30% menjadi Rp 3,25 triliun hingga Rp 3,38 triliun. Adapun laba bersihnya diproyeksikan meningkat 25% hingga 30% menjadi Rp 256 miliar hingga Rp 267 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro