KONTAN.CO.ID - Kinerja keuangan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) di semester I-2017 tertekan. Selama enam bulan pertama tahun ini, laba bersih MAIN merosot 83,95%
year-on-year (yoy) jadi Rp 26,93 miliar. Kinerja MAIN tertekan oleh meningkatnya harga bahan baku pakan ternak dan penurunan harga
day old chick (DOC). Sebab, kini pasokan DOC tengah berlebih. Analis Samuel Sekuritas Marlene Tanumihardja menyoroti kenaikan beban operasional ini. "Kenaikan beban operasional terutama didorong beban karyawan pada kuartal II-2017 untuk pembagian bonus," kata dia, dalam riset yang dirilis 31 Juli 2017. Beban biaya promosi iklan di televisi untuk divisi
consumer food juga turut menekan laba bersih MAIN.
Selama kuartal II-2017 (April-Juni), MAIN meraih pendapatan Rp 1,4 triliun, menurun 0,8% (yoy). Tapi secara
quarter-on-quarter(qoq), pendapatannya naik 13%. Soal penurunan pendapatan secara yoy, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin dalam riset 8 Agustus 2017 menilai, hal itu terjadi karena penjualan pada segmen pakan ternak dan broiler turun. Sementara secara qoq pendapatan naik karena permintaan ayam selama Ramadan meningkat. Selain itu, adanya penambahan dua peternakan baru yang mulai beroperasi Maret 2017 menyumbang peningkatkan pendapatan signifikan. Marlene menambahkan, kinerja MAIN turun lantaran harga DOC dan broiler tertekan oleh pelemahan daya beli masyarakat. Analis BNI Sekuritas Dessy Lapagu menyebutkan, faktor penekan kinerja MAIN adalah kenaikan bahan baku, terutama jagung untuk produksi pakan ternak. "Hal ini meningkatkan beban pokok penjualan," kata dia, Rabu (6/9). Selain itu, dari bisnis peternakan ayam broiler terjadi kelebihan pasokan
(oversupply). Dessy menjelaskan, isu
oversupplysudah beredar sejak 2016, bahkan pemerintah menginstruksikan semua pemain
poultry untuk memangkas produksi DOC. "Anjuran pemerintah sudah diterapkan ke setiap emiten dengan jumlah pemangkasan dan periode berbeda-beda," kata Dessy. Hingga akhir 2017, dia memperkirakan pemangkasan produksi masih menjadi isu utama bisnis DOC. Harga bahan baku Hingga akhir tahun nanti, Dessy memproyeksikan kinerja MAIN terdorong segmen pakan ternak. Dia memperkirakan ke depan harga bahan baku akan membaik. "Dari sisi
pricing bahan baku akan lebih stabil, karena bahan baku jagung cukup dikontrol dengan baik oleh pemerintah," ungkap Dessy. Pada segmen DOC, Dessy memperkirakan harga akan lebih stabil hingga akhir tahun ini. "Meski, margin tidak akan terlalu besar, bahkan cenderung flat hingga akhir tahun," tutur dia. Bila persoalan
oversupply bisa terjaga, maka MAIN berpeluang mendapat harga jual lebih baik. Dessy memperkirakan industri
poultry akan berangsur membaik pada awal tahun depan. Sementara pada segmen
consumer food, Dessy melihat bisnis yang tak menyumbang kontribusi besar ke pendapatan MAIN ini masih berpeluang tumbuh. Diharapkan segmen ini menjadi cadangan pendapatan di saat segmen lesu. Mimi mencatat sepanjang semester I-2017 segmen
consumer food tumbuh signifikan 67% (yoy), yang terdorong oleh program promosi. Marlene mengatakan, pada tahun ini MAIN mengalokasikan dana US$ 50 juta atau Rp 665 miliar untuk belanja modal. Dana itu akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi bisnis, terutama menambah peternakan dan fasilitas silo dan dryer untuk jagung. Marlene merekomendasikan
buy MAIN dengan target Rp 1.250 per saham. Alasannya, harga DOC dan broiler akan lebih stabil pasca upaya pengurangan produksi DOC. Selain itu, ayam masih menjadi sumber protein utama di Indonesia. Selanjutnya, beban operasional akan kembali stabil pasca menggenjot program promosi dan pembagian bonus gaji karyawan.
Marlene mengatakan sentimen negatif yang mungkin membuat kinerja MAIN tertekan adalah fluktuasi harga DOC dan broiler, faktor cuaca yang dapat mempengaruhi ketersediaan jagung, terutama setelah keran impor ditutup. Sedangkan Dessy merekomendasikan
hold MAIN dengan target Rp 990 per saham. Dia memproyeksikan pendapatan MAPI hingga akhir tahun nanti bisa tumbuh 3% (yoy) menjadi Rp 5,4 triliun. Sedangkan laba bersihnya diperkirakan menyusut 20% (yoy) menjadi Rp 220 miliar. Mimi juga merekomendasikan
hold saham MAIN dengan target Rp 1.005 per saham. Harga saham MAIN kemarin ditutup menurun % menjadi Rp 900 per saham. Sejak awal tahun hingga kemarin atau
year-to-date (ytd), harganya turun sebesar 28,40%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini