KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu dekade lalu, Indonesia mendapat label yang tidak diinginkan sebagai salah satu dari apa yang disebut pasar negara berkembang "Fragile Five". Fragile Five adalah negara-negara yang ekonominya sangat rentan terhadap arus keluar modal dan kemerosotan mata uang setiap kali suku bunga global naik. Akan tetapi, kini, saat masuk ke babak baru pengetatan moneter yang dipimpin oleh Federal Reserve AS, ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan pasar modalnya telah menunjukkan ketahanan yang sangat baik. Melansir Reuters, Bank sentral Indonesia termasuk salah satu bank sentral yang tidak hawkish di dunia. BI tidak memberikan petunjuk kapan akan menaikkan suku bunga, sementara inflasi baru saja naik di atas kisaran target 2% -4%. Selain itu, rupiah adalah salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.
Mampu Melewati Guncangan Ekonomi Global, Pertumbuhan Indonesia Hanya Sementara?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu dekade lalu, Indonesia mendapat label yang tidak diinginkan sebagai salah satu dari apa yang disebut pasar negara berkembang "Fragile Five". Fragile Five adalah negara-negara yang ekonominya sangat rentan terhadap arus keluar modal dan kemerosotan mata uang setiap kali suku bunga global naik. Akan tetapi, kini, saat masuk ke babak baru pengetatan moneter yang dipimpin oleh Federal Reserve AS, ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan pasar modalnya telah menunjukkan ketahanan yang sangat baik. Melansir Reuters, Bank sentral Indonesia termasuk salah satu bank sentral yang tidak hawkish di dunia. BI tidak memberikan petunjuk kapan akan menaikkan suku bunga, sementara inflasi baru saja naik di atas kisaran target 2% -4%. Selain itu, rupiah adalah salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.