KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah bank syariah sudah merilis kineja per Agustus 2024 dengan hasil yang positif. Laba bersih dan pembiayaan tumbuh
double digit, sementara bank konvensional yang hanya tumbuh
single digit. Jika melihat awal Kuartal III-2024, secara industri, laba bank umum syariah per Juli 2024 meningkat 10,85% secara tahunan (
year on year/yoy) menjadi Rp 12,06 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 10,88 triliun. Pertumbuhan tersebut seiring dengan pembiayaan yang tumbuh 12,39% yoy menjadi Rp 391,03 triliun per Juli 2024, naik dari periode tahun lalu Rp 347,93 triliun. Rasio kualitas pembiayaan rasio NPF bank umum syariah di level 2,12% per Juli 2024, turun dari 2,36% per Juli 2023,
Dari sisi likuiditas, Bank Syariah secara industri mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 479,84 triliun per Juli 2024, meningkat 12,48% yoy dibandingkan periode tahun lalu Rp 426,59 triliun.
Baca Juga: Cek 4 Strategi BSI untuk Pertahankan Kinerja Positif Capaian kinerja yang positif tersebut berlanjut pada Agustus 2024. Sejumlah bank syariah mencatatkan pertumbuhan laba dan pembiayaan yang tinggi dibandingkan dengan industri perbankan konvensional. Ambil contoh BCA Syariah, anak usaha dari Bank Central Asia (BCA) ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 119,403 triliun per Agustus 2024, naik 15,26% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 103,591 triliun. Kemudian pembiayaan dicapai Rp 10 triliun per Agustus 2024, naik 30,4% yoy dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp 7,68 triliun. Pranata, Direktur BCA Syariah mengatakan, salah satu pendorong pertumbuhan pembiayaan berasal dari segmen pembiayaan komersial dengan porsi 68% dari total pembiayaan bank per Agustus 2024, dan 20% dikontribusikan dari segmen UMKM. Sementara segmen konsumer berkontribusi 12% terhadap total pembiayaan. "Dengan kondisi ekonomi kelas menengah ke bawah yang melemah, tetap akan berpengaruh, terutama segmen Kredit Kepemilakan Mobil (KPM), cukup terasa penurunan daya beli di situ. Tapi KPR masih tetap tumbuh permintaannya. Kita akan jaga pertumbuhan seperti saat ini hingga akhir tahun," ungkap Pranata, Direktur BCA Syariah kepada Kontan, Rabu (9/10). Lebih lanjut Pranata bilang, pembiayaan akan difokuskan ke semua sektor, baik sektor produktif seperti komersil, UKM, maupun konsumer. Pihaknya juga tetap melihat ada peluang dari instrument- instrument pembiayaan tertentu. Sehingga, BCA Syariah tetap optimistis dapat mencapai target sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB). Senada, Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Mega Syariah juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih dan pembiayaan yang positif/ Laba bersih tumbuh 20,59% yoy. Sementara penyaluran pembiayaan mencapai Rp 260,6 triliun per Agustus. Angka tersebut naik 87% yoy dari periode sama tahun lalu Rp 227,8 triliun.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Catatkan Pertumbuhan Tabungan Haji 5,3% pada September 2024 Di sisi lain, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank CIMB Niaga Tbk atau CIMB Niaga Syariah juga mencatatkan pembiayaan yang tumbuh 11,14% yoy menjadi Rp 58,24 triliun per Agustus 2024.
Head of Sharia Consumer CIMB Niaga, Bung Aldilla mengatakan, pertumbuhan pembiayaan tersebut masih ditopang oleh segmen konsumer dan SME (Small Medium Enterprise) alias UKM. "Pendorongnya adalah segmen konsumer dan SME sebenarnya. Dan melihat kondisi ekonomi yang melemah sekarang ini juga pastinya berpengaruh. Tapi kami tetap optimistis, terutama dengan segmen KPR Syariah, pertumbuhan juga bagus per Agustus capai 24% yoy," ungkap pria yang akrab disapa Ibung kepada Kontan, Rabu (9/10). Ibung sendiri tidak merinci berapa pertumbuhan kinerja laba bersih yang diperoleh, namun jika melihat induknya CIMB Niaga, pertumbuhan laba bersih tumbuh 4,23% menjadi Rp 4,37 Triliun pada Agustus 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih