JAKARTA. Mata uang dan pasar saham Indonesia boleh jadi memiliki performa terburuk di dunia pada tahun ini. Namun, kendati demikian, salah seorang ekonom mempercayai, perekonomian Indonesia akan kembali mengaum dan menancapkan posisinya kembali sebagai macan Asia. "Hal ini dapat dilihat dari krisis ekonomi Indonesia pada 1997-1998. Kondisi yang buruk pada waktu itu kini sudah berbalik," jelas Tom Condon, chief economist ING untuk Asia. Dia menambahkan, saat ini, tingkat investasi di Indonesia semakin meningkat dan menyebabkan defisit neraca berjalan. "Namun, hal ini akan kembali mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," imbuhnya. Dia memprediksi, pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia akan kembali ke level 7-8% dalam lima tahun ke depan. Untuk kuartal kedua 2013, PDB Indonesia hanya tumbuh 5,81% yang merupakan pertumbuhan terendah dalam tiga tahun terakhir. Sementara, Bank Indonesia memprediksi, pertumbuhan PDB tahun ini akan berkisar 5,8%-6,2%. Dalam beberapa bulan terakhir, ekonomi Indonesia terguncang oleh volatilitas yang terjadi di pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), misalnya, sudah anjlok lebih dari 14% dari posisi tertingginya bulan Mei. Sedangkan rupiah sudah melemah hampir 18% terhadap dollar AS (ytd). Salah satu pemicunya adalah kecemasan pelaku pasar akan rencana the Federal Reserve untuk memangkas nilai pembelian asetnya. "Indonesia merupakan negara transisi dunia di mana pada pertengahan tahun terjadi kepanikan seiring buruknya defisit neraca perdagangan. Namun, jika suatu negara memproduksi barang karena tingginya nilai investasi, maka mereka memiliki nilai positif. Inilah yang terjadi di Indonesia," ujar Condon. Condon memprediksi, pasar saham Indonesia akan menjadi salah satu indeks dengan performa terbaik pada kuartal empat nanti. Sementara, rupiah diramal akan kembali menguat di bawah level 10.000 pada 2014 mendatang. Saat ini, posisi rupiah berada di kisaran 11.300. Meski demikian, ada pula pihak yang pesimistis dengan perekonomian Indonesia. Ekonom Moody's Analytics Fred Gibson menilai, perekonomian Indonesia dalam lima tahun ke depan belum dapat memperbaiki isu-isu struktural. Gibson memprediksi, tingkat pertumbuhan PDB Indonesia akan berada di level 5,4% tahun ini dan 5,5%-5,9% pada 2014 mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mampukah ekonomi macan Asia kembali mengaum?
JAKARTA. Mata uang dan pasar saham Indonesia boleh jadi memiliki performa terburuk di dunia pada tahun ini. Namun, kendati demikian, salah seorang ekonom mempercayai, perekonomian Indonesia akan kembali mengaum dan menancapkan posisinya kembali sebagai macan Asia. "Hal ini dapat dilihat dari krisis ekonomi Indonesia pada 1997-1998. Kondisi yang buruk pada waktu itu kini sudah berbalik," jelas Tom Condon, chief economist ING untuk Asia. Dia menambahkan, saat ini, tingkat investasi di Indonesia semakin meningkat dan menyebabkan defisit neraca berjalan. "Namun, hal ini akan kembali mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," imbuhnya. Dia memprediksi, pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia akan kembali ke level 7-8% dalam lima tahun ke depan. Untuk kuartal kedua 2013, PDB Indonesia hanya tumbuh 5,81% yang merupakan pertumbuhan terendah dalam tiga tahun terakhir. Sementara, Bank Indonesia memprediksi, pertumbuhan PDB tahun ini akan berkisar 5,8%-6,2%. Dalam beberapa bulan terakhir, ekonomi Indonesia terguncang oleh volatilitas yang terjadi di pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), misalnya, sudah anjlok lebih dari 14% dari posisi tertingginya bulan Mei. Sedangkan rupiah sudah melemah hampir 18% terhadap dollar AS (ytd). Salah satu pemicunya adalah kecemasan pelaku pasar akan rencana the Federal Reserve untuk memangkas nilai pembelian asetnya. "Indonesia merupakan negara transisi dunia di mana pada pertengahan tahun terjadi kepanikan seiring buruknya defisit neraca perdagangan. Namun, jika suatu negara memproduksi barang karena tingginya nilai investasi, maka mereka memiliki nilai positif. Inilah yang terjadi di Indonesia," ujar Condon. Condon memprediksi, pasar saham Indonesia akan menjadi salah satu indeks dengan performa terbaik pada kuartal empat nanti. Sementara, rupiah diramal akan kembali menguat di bawah level 10.000 pada 2014 mendatang. Saat ini, posisi rupiah berada di kisaran 11.300. Meski demikian, ada pula pihak yang pesimistis dengan perekonomian Indonesia. Ekonom Moody's Analytics Fred Gibson menilai, perekonomian Indonesia dalam lima tahun ke depan belum dapat memperbaiki isu-isu struktural. Gibson memprediksi, tingkat pertumbuhan PDB Indonesia akan berada di level 5,4% tahun ini dan 5,5%-5,9% pada 2014 mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News