Melihat langkah investor Malaysia Airlines



KUALA LUMPUR. Misteri yang menyelimuti keberadaan pesawat Malaysia Airlines MH370 sejak Sabtu (8/3) lalu membutuhkan waktu selama bertahun-tahun untuk diselesaikan. Bagaimana sikap investor Malaysia Airlines selama kurun waktu tersebut?Kemarin (10/3) saham Malaysia Airlines yang diperdagangkan di Kuala Lumpur, sempat terhempas sebesar 20%. Meski demikian, pada penutupan kemarin, saham maskapai ini mencatatkan penurunan sebesar 4%. Aksi panic selling dipicu oleh kabar hilangnya pesawat dengan nomor penerbangan 370 pada Sabtu pagi tanpa bisa dilacak keberadaannya. Bahkan, hilangnya pesawat tersebut sudah memasuki hari keempat pada hari ini (11/3). Masalahnya, sebelum kabar hilangnya pesawat merebak, kondisi kinerja Malaysia Airlines juga tampak rentan. Lihat saja, dalam kurun tiga tahun terakhir, laba yang dihasilkan oleh maskapai ini terlihat semakin tertekan alias mini. Alasan utamanya adalah kompetisi sengit dari maskapai bertarif murah seperti AirAsia, yang juga berbasis di Malaysia. Ditambah lagi dengan adanya isu keselamatan penumpang pasca tragedi terjadi, Malaysia Airlines sepertinya akan menjual tiket penerbangannya secara agresif untuk meningkatkan penjualan. Kondisi itu akan semakin menekan margin perusahaan. Menengok sejarah pada kejadian serupa, saham Malaysia Airlines diprediksi masih akan tertekan untuk sementara waktu. Catatan Maybank menunjukkan, saham Asiana, Air France, dan Singapore Airlines mencatatkan penurunan sebesar 7%-20% pada bulan pertama pasca kecelakaan yang melibatkan maskapai mereka. Namun, akan banyak sekali pertanyaan yang belum terjawab selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, sehingga secara bertahap investor akan kembali melakukan penawaran terhadap saham tersebut. Dalam kurun waktu enam bulan, saham Air France dan Asiana sudah mulai pulih kembali sehingga hampir menyamai posisi semula sebelum kecelakaan terjadi. Hanya saham Singapore Airlines yang masih tetap rendah, yakni turun hampir 20% setelah enam bulan pasca kejadian. Bagaimana dengan Malaysia Airlines? Maskapai ini memiliki catatan keamanan yang sangat mengesankan meski setelah tragedi terjadi. Kecelakaan terakhir yang terjadi pada maskapai ini hanya melibatkan pesawat penumpang kecil yang terjadi hampir 20 tahun lalu. Selain itu, tingkat permintaan perjalanan melalui udara di Malaysia tampaknya tidak akan menurun. Citigroup mengestimasi, pada tahun ini, jumlah turis asing yang berkunjung ke Malaysia akan mencapai 26 juta orang. Sehingga, meski pada akhirnya disinyalir ada kesalahan pilot pada tragedi Sabtu lalu, namun, diprediksi hal itu tidak akan berdampak pada tingkat permintaan penerbangan Malaysia Airlines.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie