KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Donald Trump, Presiden Terpilih Amerika Serikat, kembali menjadi sorotan dengan rencana strategisnya untuk menyelamatkan TikTok, platform media sosial yang sangat populer di kalangan masyarakat global. Dalam upaya mempertahankan akses aplikasi ini di Amerika Serikat, Trump menunjukkan keahliannya sebagai negosiator ulung, yang sebelumnya telah menjadi ciri khas pemerintahannya.
TikTok di Ambang Larangan: Latar Belakang Permasalahan
TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance, perusahaan teknologi asal Tiongkok, telah menghadapi tekanan politik yang signifikan di Amerika Serikat. Kongres AS baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang mewajibkan ByteDance untuk menjual TikTok kepada perusahaan berbasis di AS.Peran Donald Trump dalam Negosiasi TikTok
Dalam dokumen hukum yang diajukan kepada Mahkamah Agung, Trump menekankan bahwa ia memiliki keahlian negosiasi yang diperlukan untuk mencapai solusi yang menguntungkan semua pihak. Ia berpendapat bahwa melarang TikTok dapat membatasi kebebasan berbicara di Amerika Serikat, sementara kekhawatiran terhadap keamanan nasional tetap perlu diatasi. Baca Juga: Jangan Sepelekan! Pilot Ungkap Bahaya Mengabaikan Mode Penerbangan pada HP Anda Menurut Trump, pendekatan ini mencerminkan kebijakan luar negerinya yang berbasis pada "deal-making" atau penciptaan kesepakatan strategis. Tim hukumnya menyebut bahwa Trump memiliki mandat elektoral yang kuat serta kemampuan untuk menjembatani perbedaan antara kebutuhan keamanan nasional dan kebebasan berbicara. Selain fokus pada TikTok, Trump juga menjanjikan serangkaian kebijakan strategis dalam masa jabatan keduanya, termasuk:- Mengakhiri Perang di Gaza: Trump berjanji untuk menggunakan pendekatan negosiasi dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah.
- Menerapkan Tarif Perdagangan: Trump berencana memberlakukan tarif baru terhadap Meksiko dan Kanada untuk menekan angka imigrasi ilegal.
- Menyelamatkan Anggaran Pemerintah: Meski menghadapi hambatan dalam menyatukan Partai Republik terkait anggaran pemerintah, Trump tetap yakin akan kemampuannya untuk mendorong kebijakan yang efektif.